Bahaya Anak Nonton Televisi Tanpa Pendampingan Orang Tua

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Kamis, 26 Mar 2015 16:50 WIB
Dampak tayangan televisi bagi anak memang telah banyak diketahui oleh para orang tua.
Sebaiknya dampingi anak-anak saat menonton televisi (mojzagrebinfo/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dampak tayangan televisi bagi anak memang telah banyak diketahui oleh para orang tua. Namun, tampaknya sangat sulit untuk menjauhkan anak dari kotak bergambar yang berisi banyak hiburan itu.

Televisi memang menjadi pilihan yang paling mudah untuk mengalihkan perhatian anak, sementara orang tua mereka sibuk bekerja atau sibuk memasak di dapur. Tak jarang televisi malah menjadi teman tumbuh kembang anak, daripada orang tuanya.

Pasalnya, dalam waktu satu hari, rata-rata anak menyaksikan acara di televisi selama 4 jam. Tentunya ada banyak anak yang menonton lebih dari jumlah itu. Sementara itu interaksi anak dan orang tua yang intens belum tentu selama itu, bukan? Apalagi jika orang tuanya bekerja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu dampak yang paling rentan terjadi pada anak yang berteman akrab dengan televisi adalah terkait identitasnya. Hal ini disebabkan anak-anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan entah itu secara fisiologis maupun psikologis.

Dalam buku Raising Children In Digital Era karya psikolog Elizabeth Santosa, menyebutkan salah satu dampak menonton televisi adalah memengaruhi citra diri dan penampilan anak.

"Monkey see, monkey do. Children see, children do," kata Elizabeth dalam peluncuran bukunya di kawasan Matraman, Jakarta Pusat. Pola pikir anak yang masih terbatas membuatnya sulit membedakan apa yang terjadi di layar kaca dan di dunia nyata.

Mereka belum tahu kalau semua kejadian di layar kaca terjadi mengikuti skenario yang telah disusun. Anak pun tidak tahu kalau para aktor dan aktris sedang melakukan akting. Jadi, apa yang mereka lihat di televisi diterima sebagai gambaran realita hidup.

Banyaknya sinetron yang menayangkan adegan bullying pun akhirnya ditiru mentah-mentah oleh anak-anak. Mereka pun akhirnya mengadaptasi apa yang mereka lihat ke dalam pergaulannya di dunia nyata karena mereka menganggap hal itu sah-sah saja.

Bahkan tak hanya itu. Kehadiran aktor yang memerankan tokoh transgender hampir di setiap tayangan juga bisa memengaruhi pembentukan identitas anak. Belum lagi sosok presenter dengan gaya khas kaum LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) yang kini pun semakin banyak.

Sama dengan citra diri, peran gender anak juga dipengaruhi lingkungannya. Jika hal ini terus dibiarkan dan ditayangkan di televisi, anak-anak akan menganggap hal ini sebagai suatu yang lumrah. Dan bukan tidak mungkin, hanya lewat tontonan saja peran gender anak bisa berubah.


(mer/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER