Sick Building Syndrome Rentan Serang Pekerja Kantor

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Kamis, 26 Mar 2015 14:43 WIB
Sick Building Syndrome merupakan kumpulan gejala penyakit seperti flu, sakit kepala, iritasi tenggorokan, lemas, batuk bersin, pilek, dan sulit konsentrasi.
Ilustrasi (Thinkstock/Marcel Braendli)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penyakit memang bisa datang di mana saja dan kapan saja. Apalagi jenis penyakit menular yang bisa mengontaminasi lewat udara, seperti flu dan batuk.

Jika Anda merasa sering sekali bersin-bersin, batuk, atau mengalami gejala flu lainnya coba perhatikan lingkungan sekitar Anda. Barangkali Anda terkena Sick Building Syndrome (SBS).

SBS merupakan kumpulan gejala penyakit seperti flu, sakit kepala, iritasi tenggorokan, lemas, batuk bersin, pilek, dan sulit konsentrasi. Gejala ini biasa disebabkan sirkulasi udara yang kurang baik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada umumnya terjadi pada ruangan tertutup," kata doker spesialis okupasi, Nusye E. Zamsiar. Faktor kebersihan gedung atau sirkulasi udaralah yang menjadi salah satu penyebabnya.

"Ventilasi udara yang kurang baik, suhu ruangan terlalu dingin, atau bangunannya yang kurang sehat," ujar Nusye. Biasanya SBS disebarkan melalui pendingin ruangan (AC).

"Maintenance pendingin ruangan yang kurang teratur, misalnya filter AC yang berkerak, atau ada jamurnya," kata Nusye. "Ini nanti yang disebarluaskan ke orang di seluruh ruangan," ujarnya menambahkan.

Belum lagi debu di karpet, bahan kimia dari pembersih kaca dan sebagainya. Selain itu lampu penerangan yang tidak dibersihkan pun bisa memicu tumbuhnya kuman atau jamur yang akan mengancam kesehatan.

Apalagi jika di dalam ruangan terdapat orang yang terserang gejala flu. Pendingin udara dan kondisi ruangan tertutup akan menyebabkan virus cepat menyebar.

Tapi, Nusye menambahkan, SBS tak hanya terjadi di ruangan tertutup dan ber-AC. "Kalau ruang terbuka bisa saja, misalnya dekat parkiran mobil atau motor yang terkena asap kendaraan," ujarnya.

Meski bukan merupakan gejala penyakit berat, namun SBS cukup menganggu produktivitas pekerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia di Jakarta dan Surabaya, SBS terjadi pada 50 persen pekerja kantoran. Saat terserang SBS tingkat produktivitas mereka akan menurun sebanyak 30 persen.


(mer/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER