Jakarta, CNN Indonesia -- Punya banyak teman itu bagus, siapapun tak bisa menyangkal hal ini. Banyak pula penelitian yang telah menegaskan hal ini.
Namun tak bisa disangkal bahwa ada teman-teman yang bisa berpengaruh terhadap diri kita. Bahkan juga berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan mental kita.
Jenis pertemanan yang tak sehat ini biasanya muncul dalam bentuk ketidakseimbangan dalam pola hubungannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pertemanan yang negatif, bisa berdampak pada stres, frustasi, dan bahkan bisa berdampak pada perilaku yang membahayakan diri Anda,” kata sosiolog dan ahli masalah persahabatan, Jan Yager, PhD seperti dikutip laman
Health. Yager adalah juga penulis buku When Friendship Hurts.
Berteman dengan pribadi yang mengeluarkan aura negatif, sama saja dengan membuang-buang waktu. Jeleknya lagi biasanya mereka bukan tipe orang yang mau bersusah payah ‘membayar’ budi baik yang diberikan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Univesity of College London menemukan bahwa hubungan akrab yang menyebabkan stres dan rasa khawatir bisa menurunkan kemampuan kognitif seseorang.
Karenanya simak lima jenis teman yang sudah selayaknya kita tinggalkan berikut ini.
Orang seperti ini biasanya saat suasana hatinya buruk selalu bisa menularkannya pada Anda. Peneliti membuktikan tipe seperti ini ada di dunia nyata juga di pergaulan media sosial.
Meski wajar sesekali mengeluh atau menangis saat sedih dengan seseorang yang dianggap teman akrab, ada baiknya menyeimbangkannya dengan membagi perasaan bahagia juga.
“Saat Anda bicara dengan teman, berkirim email, atau pesan tertulis, apakah Anda merasa optimis, positif — atau teman itu selalu saja membuat Anda merasa sedih, terpojok atau sakit secara fisik?” tanya Yager.
Jika teman Anda adalah tipe kedua yang senang tanyakan lagi pada diri Anda apakah sikap bak Drama Queen-nya itu hanya sesekali atau terus menerus? “Jika terus menerus dan Anda merasa sulit menghadapi emosinya, mungkin ini saatnya menjauh.”
Jika Anda sudah berusaha keras untuk bisa bergaul dengannya, mendekatkan anak-anak Anda dengan anak-anaknya dan dia masih saja mengeluhkan tentang banyak hal, mungkin Anda harus berpikir dua kali menjadikannya teman.
Orang demikian seringkali mengeluhkan hal-hal besar sampai hal-hal yang remeh. Tak jarang keluhan mereka bisa membahayakan kesehatan Anda juga.
Sebuah penelitian di Denmark tahun 2014 lalu, menemukan konflik dan adu argumen yang terjadi terus menerus berhubungan dengan peningkatan angka kematian pada kelompok dewasa.
“Pelatihan manajemen konflik bisa mengurangi risiko berbahaya ini,” kata Yager. Jika berjanji mereka mengingkari, jika mengecewakan mereka tak pernah memperbaiki. Ya, tentu saja dalam persahabatan mungkin sesekali ada konflik. Tiap orang juga berhak mendapat kesempatan kedua. Tapi jika Anda sudah berulang kali dikecewakan, hati-hati. Mungkin ini saatnya menarik garis batas.
Yager mengatakan dalam penelitian yang dilakukannya, tipe penikam dari belakang sangat berbeda pada setiap kasus. “Ada yang sekadar karena si teman tidak datang saat ibunya meninggal. Atau ada yang sampai kepergok sedang bercumbu dengan kekasihnya,” kata Yager.
Tapi sebelum memutuskan hubungan dengan tipe orang seperti ini pikirkan matang-matang. “Apa yang nurani Anda katakan tentang hubungan itu? Apakah Anda layak mempertahankan persahabatan dengannya?” kata Yager.
Mirip dengan si penikam dari belakang, hanya tipe ini biasanya lebih akan membuat Anda kesal. Pertama, hati-hati menghadapi mereka.
Cari tahu kenapa mereka jadi orang yang sangat mudah mengingkari janji. Yager menyarankan Anda sebaiknya mulai memperhitungkan apakah persahabatan Anda sungguh ‘berbiaya’ tinggi atau tidak.
“Jika sikap buruknya terjadi sesekali dan itu berarti tidak berbiaya besar, tapi banyak keuntungan yang Anda dapat bersamanya. Seperti tertawa bersama, jangan cepat-cepat memutuskan persahabatan.
Namun jika sebaliknya, jangan buang energi Anda. Kita semua sibuk dengan hidup kita, tinggalkan teman yang hanya memberi perasaan negatif pada diri kita. Apakah sejak berteman dengannya Anda lebih sering pergi malam? Makan tak sehat? Malas berolah raga?
Jika semua kebiasaan buruk itu muncul karena penularan dari sang reman, waspadalah. Penelitian membuktikan bukan hanya suasana hati yang buruk yang bisa medullar dari teman, tapi juga beberapa kebiasaan dan sikap hidup lainnya. Mulai dari perasaan kesepian, obesitas hingga perceraian.
Bahkan pola makan bisa menular pada Anda. Dalam salah satu penelitian di University of Illinois, terbukti bahwa orang cenderung memesan makanan yang sama seperti yang dipesan teman mereka.
Mungkin Anda tak harus meninggalkan teman seperti ini begitu saja. Terutama jika mereka masih punya kualitas baik yang Anda hargai. Atau mereka berpotensi untuk berubah.