Orang-orang 'Drama Queen' Punya Jiwa yang Kesepian

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Kamis, 09 Apr 2015 12:30 WIB
Jika Anda pribadi yang pemarah atau justru penyabar, semua itu pasti ada sebabnya. Coba ingat masa kecil Anda, bisa jadi dari sanalah semua berawal.
Ilustrasi (Antranias/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia --
Tak ada sesuatu yang terjadi begitu saja. Seperti peribahasa "Tak ada asap jika tak ada api."

Jika Anda pribadi yang pemarah atau justru penyabar, semua itu pasti ada sebabnya. Coba ingat masa kecil Anda, bisa jadi dari sanalah semua berawal. Jadi, jangan serta-merta menyalahkan keadaan.

Bukan bermaksud menyalahkan orang tua, namun proses membesarkan anak yang tidak tepat sering menimbulkan pribadi tertentu yang dinilai kurang baik saat anak tumbuh dewasa. Hal ini disampaikan oleh psikolog klinis, Ratih Ibrahim usai sebuah konferensi pers di bilangan Menteng, Jakarta Pusat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ratih mengungkapkan, orang yang emosional atau sangat sensitif atau memiliki gangguan emosi, biasanya disebabkan kesepian.

"Kalau togetherness tidak diperhatikan, akan memunculkan kesepian. Itu merujuk ke banyak gangguan seperti gangguan emosi, gangguan sosialisasi, dan lain-lain," kata Ratih.

Ibu dua anak itu mengatakan, orang-orang yang kesepian akan melakukan cara-cara tertentu untuk mendapatkan atensi dan eksistensi. "Orang yang drama banget bisa karena kesepian dan dia butuh eksistensi," ujarnya.

Begitu juga dengan orang yang posesif. Jika Anda merasa mempunyai pasangan yang posesif, ternyata berhubungan dengan rasa percaya diri. "Rasa kepercayaan dirinya tidak tumbuh dengan benar dari kecil," kata Ratih menjelaskan.

Untuk itu, bagi para orang tua, sangat penting untuk menjaga kebersamaan dan kedekatan dengan anak. Pola asuh yang tepat juga penting demi mencetak anak yang sehat secara jiwa dan mental di kemudian hari.

Salah satu cara untuk membangun kebersamaan adalah dengan mengajak si anak masak bersama. Selain membangun kebersamaan, memasak dengan anak juga menimbulkan kemandirian.

"Kalau anak-anak enggak suka masak bareng, dikondisikan saja. Misalnya mengajak nonton film Ratatouille atau tayangan seru tentang masak lainnya, sampai akhirnya dia tertarik mencoba," ujar Ratih menyarankan.

Tak hanya untuk anak, kegiatan memasak pun ternyata juga mempunyai terapi yang luar biasa bagi orang dewasa. Ratih pun sering menyarankan kliennya untuk melakukan terapi memasak.

"Depression klien saya untuk beberapa kasus saya anjurkan masak. Kalau hasil masakan enak atau bagus bisa menurunkan emosi, memberi rasa bangga, memberi kepercayaan diri. Self esteem-nya bagus, emosinya jadi stabil," kata Ratih menjelaskan.

(mer/mer)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER