Jakarta, CNN Indonesia -- Kayu-kayu disusun sedemikian rupa membentuk jalanan setapak. Rimbunnya pepohonan yang menyerupai payung raksasa melindungi tubuh dari sengatan sinar matahari. Sejauh mata memandang, terhampar perairan payau nan hijau meneduhkan mata.
Orang-orang berlalu lalang atau sekadar berfoto menikmati momen berharga meskipun jalanan di tempat ini tak terlalu besar. Tak peduli banyaknya orang, suasana di sini syahdu menenangkan.
Setidaknya, tempat ini cocok untuk mencari suasana baru setelah lima hari mengabiskan waktu bekerja atau melakukan aktivitas lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika bosan berada di sekeliling hutan beton setiap hari, mungkin Anda perlu menepi sejenak. Di tepi hutan beton yang semakin lebat, ada hutan sungguhan yang cukup membawa suasana berbeda untuk ibu kota Jakarta tercinta ini.
Tempat itu adalah Taman Wisata Alam Angke Kapuk. Berada di kawasan Pantai Indah Kapuk, area seluas hampir 100 hektar ini, seluruh vegetasinya hampir terdiri dari mangrove. Itu sebabnya dia disebut sebagai hutan mangrove.
Di sini, Anda bisa menelusuri setiap sudut taman dengan jalan yang didominasi oleh kayu dan berpayung dedaunan. Kombinasi tersebut sering dijadikan para pengunjung sebagai latar belakang berfoto.
Jangan kesal jika jalan agak terhambat, di sini banyaknya pengunjung yang berhenti dan berfoto sejenak. Selain berkeliling menikwati hawa sejuk hutan mangrove, Anda juga bisa mengunjungi beberapa tempat untuk berfoto, beristirahat sejenak menikmati pemandangan.
Salah satunya adalah jembatan besar. Di jembatan besar, Anda bisa berfoto sejenak dengan latar belakang danau hijau yang cantik. Beberapa perahu melintas dan mengarungi danau.
Untuk bisa merasakan sensasi berlayar mengelilingi danau di kawasan hutan mangrove ini, Anda bisa menyewa kapal dengan harga mulai dari Rp 100 ribu sampai dengan Rp 400 ribu. Ajaklah keluarga atau teman untuk menikmati suasana bersama, sekaligus membuat harga sewa lebih murah.
Selain melintasi jembatan besar dan naik perahu, datanglah untuk menikmati suasana di menara burung. Di kawasan ini terdapat dua menara burung yang bentuknya seperti menara pantau. Salah satu menara burung bisa Anda temukan tak jauh dari jembatan besar.
 berperahu di sungai hutan mangrove |
Menara ini memiliki 40 buah anak tangga. Saat berada puncak menara, Anda bisa melihat pemandangan hutan mangrove lebih luas lagi. Plus, beberapa pemandangan bangunan di sekitar kawasan ini.
Sayang, tidak seperti namanya, menara burung, tidak ada burung yang terlihat dari menara ini. Mungkin burung-burung berterbangan pada saat-saat tertentu saja.
Area penanaman mangroveBerkunjung ke hutan mangrove nampaknya belum terasa jika tak mengunjungi are penanaman mangrove. Di area ini Anda bisa melihat pohon mangrove kecil yang baru saja ditanam.
Anda akan menemukan label-label atau papan nama sebuah instansi atau perorangan di pohon mangrove, menandai identitas si penanam mangrove.
Jika ingin ikut terlibat, mudah saja. Anda bisa menanam bibit mangrove sendiri di sini. Harganya berkisar antara Rp 150 ribu-Rp 500 ribu.
Tapi, jika ingin membeli bibit mangrove dan membawanya pulang, Anda bisa membelinya dengan harga lebih murah. Tempat Penanaman Bibit menawarkan bibit mangrove dengan harga Rp 100 ribu.
Jangan takut kehabisan karena bibit mangrove akan selalu ada. Pasalnya setiap hari ada petugas khusus yang melakukan pembibitan mangrove. Mereka mengambil bibit dari tanaman mangrove yang ada dan meletakannya di polybag yang sudah berisi tanah.
Sebenarnya ada satu tempat lagi di kawasan ini yang bisa dikunjungi. Taman wisata alam ini juga menawarkan sebuah pantai. Namun, entah mengapa bentuknya tak seperti pantai. Bahkan hanya seperti kawasan perairan yang diuruk, dengan sedikit tambahan sebuah gazebo untuk beristirahat atau sekadar menikmati terpaan angin laut. Sungguh disayangkan.
Vila di atas danauJika ingin menghabiskan waktu lebih lama di kawasan ini, merasakan tinggal di kawasan hutan mangrove, Anda bisa menyewa penginapan yang telah disediakan. Ada beberapa model penginapan yang disediakan. Ada yang berbentuk seperti vila, ada pula penginapan di atas air.
Penginapan di atas air betuknya lebih unik. Bangunannya berbentuk seperti tenda yang biasa digunakan untuk berkemah. Bedanya, hunian ini dari kayu yang lebih kokoh. Sayangnya, ruangannya tak seberapa besar. Mungkin hanya cukup untuk dua orang.
Taman Wisata Alam Angke Kapuk ini tak hanya menjadi magnet pengunjung berwisata. Bahkan jauh sebelum kawasan ini ramai, para fotografer profesional sudah menggunakan kawasan ini menjadi tempat foto
pre-wedding.
 Taman Wisata Alam Angke Kapuk yang berada di kawasan Pantai Indah Kapuk. (CNN Indonesia/ Tri Wahyuni) |
Sampai saat ini pun masih banyak yang melakukan sesi pemotretan di sini. Untuk melakukan sesi pemotretan atau syuting di sini, Anda perlu membayar sampai jutaan rupiah.
Walaupun menawarkan suasana berbeda dari riuhnya ibukota, kawasan wisata ini perlu dilakukan penataan lebih baik lagi. Apalagi di bagian pantai yang ternyata tak seindah bayangan pantai di benak pengunjung. Pantainya ternyata bagian dari bibir pantai yang tak berpasir. Pantai yang dibayangkan penuh dengan ketenangan dan deburan ombak ini nyatanya tak terawat. Banyak rumput tinggi dan pagar bambu yang tidak teratur bentuknya.
Selain itu, kebersihan lingkungan sekitar pun patut diperhatikan karena banyak sampah yang menggenang di beberapa sudut perairan. Sampahnya pun sampah sisa makanan dan minuman pengunjung.
Untuk memasuki Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Anda hanya perlu membayar Rp 25 ribu per orang dengan tarif motor sebesar Rp 5 ribu dan mobil Rp 10 ribu. Sementara untuk wisatawan asing dikenai tarif sebesar Rp 125 ribu. Taman ini buka mulai pukul 8 pagi hingga pukul 6 sore setiap harinya.
(win/win)