Jakarta, CNN Indonesia -- Peringatan meletusnya 200 tahun Gunung Tambora bertajuk Tambora Menyapa Dunia tak meninggalkan kenangan belaka. Perhelatan akbar itu adalah pembuka gerbang pariwisata Nusa Tenggara Barat yang mungkin hanya terkenal dengan Rinjani-nya.
Tambora tak hanya menyapa dunia. Event ini sekaligus membuka mata dunia bahwa keindahan alam Indonesia benar-benar beragam dan luar biasa, khususnya di bumi Nusa Tenggara.
Salah satu kawasan yang ikut populer dalam event Tambora adalah Pulau Satonda. Mungkin pulau ini belum terkenal seperti pulau-pulau lainnya, tapi Pulau Satonda punya kehebatan tersendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pulau ini merupakan daratan vulkanis yang terbentuk akibat letusan gunung api di dasar laut sedalam seribu meter sejak jutaan tahun lalu.
Mengutip Indonesia Travel, pulau yang masuk dalam wilayah Desa Nangamiro, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat itu akan sangat memesona apabila dipandang dari puncak Gunung Tambora yang letaknya sekitar 30 kilometer. Bahkan banyak orang yang mengatakan mendaki Gunung Tambora tanpa menyambangi Pulau Satonda, bagai sayur tanpa garam.
Sayangnya, Pulau Satonda ini lebih terkenal di kalangan wisatawan mancanegara. Mereka menjadikan pulau ini sebagai tempat singgah kala berkunjung ke Taman Nasional Komodo.
Kegiatan yang biasanya mereka lakukan adalah snorkeling di sekitar perairan pesisir Pulau Satonda. Kawasan pantai di sana terkenal memiliki hamparan pasir putih yang memesona.
Jika Anda snorkeling di kawasan pesisir, Anda akan menyaksikan beragam jenis terumbu karang yang indah. Tak heran karena sejak tahun 1999 Pulau Satonda telah ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam Laut (TWAL) oleh Menteri Kehutanan dan Perkebunan.
Sebab, potensi alam lautnya sangat kaya. Ada beberapa jenis karang di kawasan sekitar perairan Pulau Satonda, yaitu Acroporidae, Xenia sp, Favidae, Sarcophyton sp, Labophyton sp, Hetractris crispa, Nephtea sp, Capnella sp, Lemnalia sp, dan Astrospicularis sp.
Di karang-karang tersebut hidup pula beragam jenis ikan hias dan makhluk laut lainnya. Bahkan penyu sisik (Eretmochelys imricata) juga kerap terlihat berenang dan mencari makan di sekitar terumbu karang Pulau Satonda.
Selain itu ada juga jenis flora yang menjadi kekayaan laut sekitar pulau vukanis ini, seperti ketapang (Terminalia catappa), pandan laut (Pandanus tectorius), beringin (Ficus sp), waru laut (Hibiscus tiliaceus), nyamplung (Calophyllum inophyllum), Mentigi (Pempis sp) dan asam (Tamarindus indica).
Selesai menghabiskan waktu di pantai yang terbilang sepi namun tetap cantik itu, ada baiknya Anda melakukan pendakian menuju danau kawah di mulai di kawasan tengah pulau.
Bersusah-susah dahulu bersenang kemudian. Di awal perjalanan Anda harus berjalan menanjak namun setelah sampai di atas puncak Gunung Satonda, semua lelah tak ada artinya.
Dari puncak, Anda akan melihat kawah berbentuk angka delapan yang memukau. Danau cantik dan unik berwarna hijau tersebut dinamakan Danau Satonda.
Airnya yang tenang berada di tengah kaldera yang dikepung oleh pohon-pohon yang hijau. Suara kicauan burung akan menemani momen indah Anda sekaligus jadi musik alam yang sungguh menenangkan.
Keajaiban Danau Air Asin
Kalau biasanya danau berisi air tawar, Danau Satonda punya keistimewaan, yakni berisi air asin. Padahal tak ada sama sekali jalur atau celah yang menghubungkan danau dengan laut.
Bahkan katanya, rasa air danaunya lebih asin dibandingkan air laut. Jika tak percaya, coba saja cicipi.
Satu hal yang menarik dan terbilang ajaib dari danau ini adalah riak air danau yang seolah bergerak seiring pasang-surutnya air laut yang berapa di sekeliling Pulau Satonda.
Fenomena inilah yang ternyata tak hanya menggaet wisatawan, tapi juga memagnet para ilmuwan untuk datang.
Salah satu alasan yang menjadikan pulau seluas 2.600 hektar ini sebagai incaran ilmuwan adalah keberadaannya yang tak dapat dipisahkan dari fenomena meletusnya Gunung Tambora yang begitu dahsyat.
Keberadaan danau air asin di kawah Satonda merupakan salah satu dampak yang unik dan menarik untuk dikaji. Kawah Satonda menyerupai angka delapan dengan diameter masing-masing 950 meter (sebelah Selatan) dan 400 meter (sebelah Timur).
Danau Satonda dianggap memiliki kemiripan dengan kondisi laut zaman purba. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian terhadap karang dan fosil alga yang hidup di danau tersebut.
Bahkan pada tahun 2008, peneliti dari BP Migas dan Universitas Gadjah Mada menemukan terumbu karang di Danau Satonda memiliki kandungan minyak dan gas bumi. Namun, tentu saja kawasan ini tak boleh dijadikan area pertambangan.
Danau purba ini terbentuk dari letusan Gunung Satonda beribu-ribu tahun lalu. Gunung api Satonda konon berumur lebih tua dari Gunung Tambora, atau tumbuh bersamaan dengan beberapa gunung api parasit yang tersebar di sekeliling Tambora.
Dulunya, danau yang terbentuk di kawasan ini berisi air tawar. Namun, letusan Gunung Tambora yang mengakibatkan tsunami konon menyebabkan air laut mengisi kawah tersebut dan mengubahnya menjadi danau air asin hingga hari ini.
Untuk bisa menjadi saksi keajaiban Pulau Satonda, ada beberapa alternatif jalur yang dapat dipilih. Dari Sumbawa Besar, Anda dapat menempuh perjalanan menuju Desa Nangamiro selama 8 jam berkendara. Apabila Anda dari Dompu, perjalanan menuju bisa ditempuh sekitar 5 jam.
Sementara itu, dari pelabuhan Nangamiro, perjalanan menuju Pulau Satonda dapat ditempuh menggunakan perahu selama kurang lebih setengah sampai satu jam perjalanan dengan tarif Rp 25 ribu per orang. Jika beruntung Anda akan menyaksikan aksi lumba-lumba yang melintasi perairan Laut Flores.
(mer/mer)