Jakarta, CNN Indonesia -- Seringkali percakapan tentang vaksin berpusat pada anak. Namun, munculnya beberapa penyakit seperti campak, batuk rejan, meningitis, dan penyakit lainnya menyorot kembali pentingnya vaksinasi bagi orang dewasa.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat melaporkan, ada 644 kasus campak di Amerika pada 2014. Itu adalah jumlah terbesar kasus yang dikonfirmasi sejak penyakit campak resmi tersingkir dari AS pada 2000 silam.
Dan pada 2012, sebanyak 48.277 orang terserang batuk rejan di AS, ini adalah jumlah tertinggi sejak 1955.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sangat penting bagi orang dewasa untuk terbiasa dengan vaksin,” kata Richard Smith, dokter penyakit spesialis penyakit menular yang juga direktur pengendalian infeksi di TriCity Medican Center, Oceanside, California.
“Dengan melakukan hal tersebut, dia tidak hanya melindungi diri dari penyakit, tetapi juga melindungi orang dewasa dan anak-anak lain yang berisiko tertular penyakit. Dilansir dari laman Huffington Post, sebagian besar orang dewasa harus membahas enam vaksin berikut dengan dokter mereka.
MMR singkatan dari measles (campak), mumps (gondok), dan rubella (rubella). Konsekuensi virus penyakit tersebut bisa jadi sangat besar. Campak sangat menular, seseorang bisa tertular hanya dengan berada satu ruangan bersama orang terinfeksi.
Campak menyebabkan kerusakan otak, kejang, bahkan kematian. Ibu hamil juga rentan terhadap keguguran spontan dan persalinan prematur.
Gondok pernah menjadi penyebab meningitis, penyakit radang selaput otak dan sumsum tulang belakang, serta gangguan pendengaran di AS sebelum datangnya vaksin MMR.
Orang dewasa dengan rubella, yang disebut juga sebagai campak Jerman, lebih banyak terjadi daripada pada anak-anak.
Rubella dapat mengembangkan infeksi otak dan permasalahan perdarahan. Sementara, perempuan hamil yang terserang Rubella berisiko alami keguguran atau kecacatan kelahiran, misalnya pendengaran terganggu, kehilangan penglihatan, keterbelakangan mental, dan cacat jantung.
Vaksin Tdap melindungi seseorang dari tetanus, difteri, dan pertusis (batuk rejan). Tetanus masuk ke dalam tubuh melalui luka atau goresan. Sementara, difteri dan batuk rejan menyebar melalui sekresi bersin atau batuk.
Tetanus yang disebabkan oleh bakteri yang memproduksi racun dapat menyebabkan pengejangan otot yang menyakitkan, serta rahang terkunci yang membuat seseorang kesulitan bernapas atau menelan. Sepuluh persen pengidap tetanus meninggal karena penyakit ini, meskipun sudah melakukan perawatan medis.
Difteri, penyakit bakteri lain yang memproduksi racun, dapat memengaruhi sistem pernapasan. Difteri menyebabkan lapisan tebal di bagian belakang tenggorokan, memblokir jalan napas seseorang dan merusak pernapasan.
Dia juga menyebabkan pembengkakan otot jantung gagal jantung. Efek mungkin lain, kelumpuhan, koma, dan kematian.
Batuk rejan adalah infeksi saluran pernapasan yang ditandai dengan batuk, terkadang sangat parah sampai-sampai menyebabkan tulang rusuk retak, juga tersedak yang bisa berlangsung selama berminggu-minggu.
Bayi yang mendapat batuk rejan dari orang dewasa akan sangat menderita, dengan kemungkinan terburuk kematian.
Herpes zoster, penyakit ruam dan saraf yang menyakitkan dipicu oleh virus sama yang menyebabkan cacar air. Herpes zoster dapat menyerang orang dewasa berusia 50 tahun ke atas. Pada kenyataannya, para ahli mengatakan, setelah usia 85 tahun, seseorang punya peluang 50:50 untuk terserang herpes zoster.
Gejala-gejala herpes zoster adalah ruam degan lepuhan yang berisi cairan pada satu sisi wajah atau tubuh. Biasanya gejala tersebut hilang setelah tujuh sampai sepuluh hari, meskipun rasa nyeri tidak hilang begitu saja.
Herpes zoster menyebabkan rasa sakit yang bertahan sampai berbulan-bulan, bahkan menahun. Penyakit ini memengaruhi pendengaran seseorang dan menyebabkan kebutaan. Semua orang berusia 60 tahun dan lebih tua harus mendapatkan vaksinasi herpes zoster, kata Tonozzi.
Dimulai di hidung dan tenggorokan, lalu pindah ke telinga atau sinus, bakteri penyakit ini menyebabkan infeksi ringan. Namun, saat dia menyebar ke bagian tubuh lain, bakteri ini dapat menyebabkan meningitis, infeksi aliran darah (bakterimia) dan pneumonia.
Seseorang yang terserang bakteri pneumokokus bisa mengalami gangguan pendengaran, kerusakan otak, kemungkinan hilangnya lengan, kaki, bahkan nyawanya.
“Ada dua vaksin yang direkomendasikan, Prevnar 13 dan Penumovaz 23,” kata Dr. Chesda Eng daro St. Joseph Heritage Medical Group di Tustin, California. “Pasien yang lebih tua dari 65 tahun harus mendapatkan keduanya.”
Influenza atau flu adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan komplikasi serius bagi orang dewasa yang lebih tua. Orang dewasa sebaiknya mendapatkan vaksin influenza setiap tahun. Caranya bisa dengan menyuntikkan virus yang dilemahkan atau semprot hidung yang mengandung virus hidup.
Eng memperingatkan, “Pasien dengan sistem kekebalan tubuh terganggu, seperti perempuan hamil, orang dewasa berusia lebih dari 50 tahun, dan semua orang yang telah mengonsumsi obat antivirus flu dalam waktu 48 jam terakhir, sebaiknya tidak mendapatkan vaksin intranasal hidup yang dilemahkan.”
Penyakit meningokokus merupakan penyebab utama bakteri meningitis. Di antara gejalanya adalah demam, nyeri tubuh, leher kaku, dan sakit kelapa.
Orang yang terinfeksi penyakit ini biasanya merasa hanya sedang mengalami flu dan demam yang sangat parah. Namun, penyakit ini dapat berkembang lebih cepat, membunuh mereka yang sehat kurang dari dua hari.
Komplikasi berat meningokokus meliputi stroke atau kejang,kehilangan anggota tubuh, tuli, dan masalah pada sistem saraf. “Vaksin meningokokus harus diberikan kepada calon militer dan mahasiwa,” kata Eng. “Biasanya mereka yang hidup dalam kondisi penuh sesak.