Menikmati Makanan Kesukaan Sultan di Joglo Patheya

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Jumat, 24 Apr 2015 15:22 WIB
Joglo Patheya cenderung unik. Mereka berani menawarkan makanan yang konon menjadi kesukaan raja-raja keraton Jawa.
Lombok Kethok, menu favorit Raja Keraton Yogyakarya kuno (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
Meski makanan Jawa cenderung biasa, tapi makanan Jawa yang ditawarkan Joglo Patheya cenderung unik. Mereka berani menawarkan makanan yang konon menjadi kesukaan raja-raja keraton Jawa.

Salah satunya adalah lombok kethok. Masakan khas Yogyakarta ini terbuat dari daging dengan rasa gurih dan sedikit manis, dengan sensasi rasa pedas dan segar dari cabai dan tomat hijau. Katanya, makanan ini menjadi salah satu menu favorit Raja Keraton Yogyakarta kuno.

Selain itu, ada juga bebek suwar suwir yang merupakan menu favorit Sri Sultan Hamengkubuwono IX, nasi blawong yang merupakan kegemaran Sri Sultan Hamengkubuwono VIII, sego golong yang merupakan favorit Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegoro I, bistik edan, garang asem, dan masih banyak lagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya makanan, sampai minuman khas Jawa pun disuguhkan di restoran ini. Salah satunya yang patut dicoba adalah bir jawa. Uniknya bir ini ternyata merupakan kreasi dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII. Minuman ini terbuat dari bermacam rempah seperti bunga cengkeh, kayu manis, serutan kayu secang, jahe, kapulaga, daun serai, daun pandan, jeruk nipis, gula pasir, dan gula batu.

Rasa bir ini begitu hangat di badan. Dan yang pasti, banyaknya kandungan rempah membuat bir ini juga sehat. Baiknya lagi, bir jawa buatan Sultan tidak mengandung alkohol.

General Manager Joglo Patheya, Ary Laksono mengatakan sebelum menetapkan makanan tersebut menjadi menu-menu andalan di Joglo Patheya, ia telah melewati proses riset yang panjang. Sehingga cerita di balik makanan ini sudah terbukti kebenarannya.

"Saya mencoba mencari tahu. Ada beberapa keluarga saya yang punya hubungan keluarga dengan orang yang pernah bekerja di Kesultanan. Saya tahu dari situ," kata Ary.

Bahkan Ary mengaku sempat diberitahu langsung resepnya yang masih menggunakan bahasa Jawa kuno sehingga ia pun sulit untuk mengartikannya.

Untuk menjaga orisinalitas dari setiap makanan yang ada di restorannya, Ary mengatakan tetap mempertahankan bentuk asli dari makanan. Tak lupa ia juga langsung 'mengimpor' bahan-bahan dari daerah asalnya. "Tahu petis saya impor dari Semarang. Saya cari yang original-nya," ujar Ary.

Konsep Jawa di restoran ini semakin kental dengan adanya sebuah rumah Joglo di bagian belakang restoran juga dengan adanya alunan gamelan Jawa setiap Jumat. Pramuniaga restoran pun juga akan memakai jarit dan kebaya.


(mer/mer)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER