Tanjung Lesung, CNN Indonesia -- Langit yang cerah dan biru. Rumput-rumput dan ilalang berwarna kekuningan. Pohon-pohon terlihat kering tanpa daun. Persis suasana negara empat musim yang sedang mengalami musim gugur.
Tapi ini bukan cerita tentang negara empat musim. Itulah pandangan yang bisa Anda dapatkan di kawasan Tanjung Lesung, Januari 2012 lalu.
Kini, Tanjung Lesung sudah lebih hijau. Tapi bukan berarti lebih baik. Pohon-pohon yang tadinya tanpa daun, kini sudah berdaun hijau lebat. Begitu juga dengan padang ilalang di sekitarnya. Semua berubah hijau. Bisa dibilang lebih asri dan rindang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Tanjung Lesung, April 2015 yang tampak lebih hijau dbandingkan tiga tahun lalu. (CNN Indonesia/ Tri Wahyuni) |
Tapi, akses jalannya tetap saja seperti dulu. Masih sama. Pada beberapa titik jalanannya agak hancur dan cukup membuat kendaraan memperlambat lajunya.
Tahun 2012 lalu, kawasan Tanjung Lesung memang punya beberapa alternatif wisata. Ada kawasan
resort,
beach club, dan beberapa area lainnya yang mengharuskan pengunjung membayar sejumlah harga.
Tapi, di luar itu masih ada satu lagi area yang bisa dimasuki secara gratis. Area itu berupa pantai dan berada paling ujung. Namanya Pantai Bodur.
Untuk pantai gratisan, Pantai Bodur tergolong punya panorama yang indah. Pasirnya putih dan lembut. Ombak lautnya sedang. Lautnya pun berwarna biru. Walaupun memang banyak sampah, tapi pemandangan lautnya sangat indah.
Apalagi di sana pemandangan lautnya dipercantik dengan siluet kapal yang lalu lalang. Kapal itu adalah kapal nelayan.
Menjelang senja, pemandangannya begitu memesona. Jernihnya air laut memantulkan sinar matahari, sehingga air laut nampak berkilauan.
Sayang sekali di pantai itu tak bisa menyaksikan senja. Sebab, pantai ditutup pukul 17.30. Padahal sepertinya bisa melihat matahari terbenam karena pantainya menghadap ke barat.
Tapi itu suasana sekitar dua setengah tahun lalu. Kini Pantai Bodur, satu-satunya wisata gratis di Tanjung Lesung sudah ditutup. Pihak pengelola berkata pantai itu sedang dalam tahap renovasi karena ada beberapa sarananya yang tak memadai.
"Masih ada yang perlu diperbaiki. Kami tidak ingin memberikan kesan yang kumuh," kata Senior Event Manager PT Banten West Java Tourism Development, Harniani Isneningsih.
Pantai Bodur itu pun rencananya akan ditata sedemikian rupa hingga wisatawan lebih nyaman saat berwisata. Langkah pengelola Tanjung Lesung untuk mempercantik Pantai Bodur, mungkin bisa dibilang tepat.
Meski indah, Pantai Bodur memang seperti tak terawat. Banyak sampah di mana-mana, tak ada tempat duduk, seperti pantai yang tersembunyi yang belum masuk kawasan wisata yang dikelola.
"Akan ditata ulang diperbaiki. Mungkin jadinya nanti enggak akan gratis karena ada biaya pemeliharaan untuk membuat kenyamanan bagi para pengunjung juga," ujar Harniani.
Tak hanya bersolek dari sisi salah satu pantainya yang gratis. Harniani pun mengatakan akan memperkuat pariwisata di kawasan Tanjung Lesung.
Panorama laut memang tetap menjadi andalan, namun akan ditambah beberapa komponen lagi yang bakal semakin menarik minat wisatawan.
 Pantai Bodur, Tanjung Lesung, Januari 2012. Kini pantai gratis ini sudah ditutup karena akan dilakukan renovasi. (CNN Indonesia/ Tri Wahyuni) |
"Ada merak, angsa, ayam jago. Ke depan akan tambah koleksi satwa. Akan dibangun juga anjungan Baduy," katanya.
Perlahan-lahan Tanjung Lesung memang mulai mengembangkan sayapnya. Bahkan nanti akan ada banyak vila, townhouse, dan golf city.
Ada juga marina, tempat kapal-kapal besar maupun yacht bersandar. Marina Tanjung Lesung pun digadang-gadang akan menjadi marina terbesar se-Asia Tenggara.
Kini, pelan tapi pasti Tanjung Lesung tampak sedang dalam proses menuju semua target tersebut. Usaha mereka membenahi kawasan tersebut sudah mulai terlihat.
Salah satunya dengan melakukan penanaman terumbu karang di laut sekitar kawasan Tanjung Lesung. Dengan penanaman itu diharapkan terumbu karang di Tanjung Lesung akan semakin kaya dan alam bawah lautnya semakin indah, semakin menarik minat para pencinta bawah laut.
Tak hanya itu, pihak pengembang pun berusaha mengembangkan daerah sekitar. Membangkitkan minat warganya untuk ikut terlibat dalam membangun Tanjung Lesung.
Mereka melakukannya dengan membangun desa wisata. Masyarakat di sana dibantu untuk berkarya. Mulai dari membatik, membuat kerajinan tangan, hingga makanan ringan.
Hal ini tentunya sesuai dengan mandat presiden yang mencanangkan kawasan ini sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 23 Februari 2015 lalu. Dengan berkembangnya kawasan wisata Tanjung Lesung diharapkan ekonomi masyarakat sekitar juga akan lebih maju dan kehidupannya menjadi lebih baik.
(mer/mer)