Jakarta, CNN Indonesia -- Dalam industri fesyen, nilai tak hanya dihitung dari estetika semata. Efisiensi dan keuntungan juga harus dipertimbakan dengan matang. Percuma produk bagus tak bertahan lama lantaran kehabisan dana, bukan?
Hal inilah yang diperhatikan betul oleh desainer Itang Yunasz. Lama belajar tentang industri fesyen, membuat ia piawai menciptakan produk berkualitas dengan harga yang masih terjangkau.
Salah satunya tergambar dari keputusan Itang untuk menggunakan teknik
printing pada baju koleksinya. Untuk membuat motif, ia lebih banyak menggunakan
rotary printing dibandingkan
digital printing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"
Digital printing kan hasil jepretan foto, langsung dituangkan di
printing persis apa yang kita lihat," kata Itang saat ditemui usai acara peragaan busananya di Pasar Tanah Abang, Jakarta.
Disitulah keunggulan digital, kata Itang. Ia berujar, apa yang dilihat oleh mata akan sama persis tertuang dalam kain yang dicetak.
Sementara itu,
rotary printing memiliki teknik yang berbeda lagi. "Rotari dilukis tangan atau komputer juga bisa. Cuma ada hal yang harus di
zoom supaya mencapai persis titik yang diinginkan," ujar Itang menjelaskan.
Yang jelas, dari kedua teknik printing tersebut,
rotary printing bisa menekan biaya produksi. "Digital tidak bisa menekan harga seperti yang dibuat
rotary. Bisa enam kali lipat dari harga yang
rotary," ujar Itang.
Cara-cara seperti ini tentunya diperlukan untuk menekan biaya produksi. Mungkin inilah yang menjadi salah satu rahasia Itang yang bisa menciptakan produk dengan gaya berkelas, namun harganya bersahabat di kantong.
(utw/utw)