Jakarta, CNN Indonesia -- Dunia fesyen Indonesia terbilang berkembang dengan cepat. Lihat saja, beragam pagelaran fesyen sudah menjamur di ibukota. Desainer-desainer lokal pun semakin banyak bermunculan. Mereka tak hanya memberikan napas baru dalam industri fesyen tapi juga memberikan angin segar untuk industri fesyen yang terus berkembang.
Semangat itulah yang coba ditangkap para pegiat fesyen dan pemerintah untuk mengembangkan industri fesyen lokal. Jakarta Fashion Week (JFW) bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, British Council, dan Center for Fashion Enterprise (CFE) London pun akhirnya membuat program Indonesia Fashion Forward (IFF) pada 2012 lalu.
Program ini akan memilih dan menyeleksi label fesyen lokal yang potensial untuk bersaing di taraf internasional. Label yang dipilih akan diberi pelatihan khusus di London dan diberi kesempatan untuk terlibat dalam parade fesyen dunia seperti Paris Fashion Week, Tokyo Fashion Week, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, untuk bisa bergabung dalam program IFF ini tidaklah mudah. Para desainer harus memiliki komitmen yang kuat dan sungguh-sungguh dalam berusaha.
Creative Director Jakarta Fashion Week, Diaz Parzada mengatakan ada beberapa tahap yang harus dilalui para desainer yang tergabung dalam program IFF.
Pertama, para desainer harus dinominasikan oleh Fashion Council atau badan dari JFW yang terdiri dari pimpinan media
lifestyle dan media mode. "Karena mereka yang bisa memberikan masukan desainer mana yang karakeristiknya sesuai dengan pasar internasional," kata Diaz menjabarkan.
Tahap kedua, jika mereka sudah direkomendasikan oleh Fashion Council, mereka akan dipanggil dan diinterview. Ada beberapa pertanyaan yang akan diajukan, seperti keinginan untuk memasuki pasar internasional salah satunya.
"Apakah mereka ingin memasuki pasar internasional? Kan ada juga yang tidak," ujar Diaz. "Apakah bersedia meluangkan waktu dan finansial untul mengikuti program ini karena mereka harus menanam sejumlah modal yang signifikan untuk ikut program ini."
Lebih kanjut Diaz melanjutkan, apabila para desainer mengeluarkan sendiri dana yang dibutuhkan, mereka tentunya harus bekerja lebih keras lagi untuk mengembalikan modal yang telah mereka gelontorkan.
Dan satu lagi pertanyaan yang krusial. "Apakah mereka dengan bangga dipromosikan sebagai label fesyen Indonesia. Karena ini ada program yang digagas oleh pemerintah jadinya harus dipromosikan sebagai fesyen Indonesia," kata Diaz. Pasalnya, ada beberapa label lokal yang malah tidak mau diketahui jika mereka
made in Indonesia.
Itulah beberapa karakteristik label lokal yang bisa ikut serta dalam program Indonesia Fashion Forward. Saat ini ada sekitar puluhan label lokal yang berada dalam naungan IFF.
(utw/utw)