Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah wisatawan mancanegara (wisman), terutama dari China, yang mendekati satu juta orang, pada tahun 2014 lalu, mendorong Pemerintah Republik Indonesia, melalui Kementerian Pariwisata, menggandakan jumlahnya pada tahun ini.
“Bila tahun lalu kunjungan wisman China sekitar 900 ribu, tahun ini kita dorong agar menjadi dua juta wisman.” Demikian pernyataan Menteri Pariwisata Arief Yahya sebagai terangkum dalam siaran pers yang dikirim Puskompublik via surel (3/5).
Siaran pers yang sama juga menyebutkan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada Maret 2015 mengalami pertumbuhan 3,51 persen. Wisman yang menyambangi Indonesia didominasi lima besar: Malaysia, China, Jepang, Arab Saudi, dan Singapura.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai wisman asal China yang menduduki posisi kedua, Menpar Arief mengatakan, “Kunjungan wisatawan dari China terus didorong agar memberikan kontribusi yang besar terhadap kunjungan wisman ke Indonesia yang tahun ini menargetkan 2 juta wisman.”
Demi memagnet wisman China, Kemenpar menggencarkan promosi pariwisata melalui jalur digital (
online) maupun
offline, di antaranya berpartisipasi dalam bursa pariwisata internasional, melakukan
sales mission di sejumlah kota besar di China.
Promosi tersebut juga dibarengi upaya lain: menyelenggarakan
fam trip, mengundang para
tour operator dan media atau penulis perjalanan, serta menjalin kerja sama dengan pelaku bisnis dan
stakeholder pariwisata lainnya.
Wisata sejarah Jalur Samudera Cheng Ho (JSC), yang baru-baru ini diluncurkan oleh Menpar Arief di Batam, pun diharapkan akan menjadi promosi yang efektif untuk menarik wisman dari kawasan Asia, khususnya dari China.
Penambahan penerbangan langsung dari kota-kota besar di China ke sejumlah destinasi di Indonesia, seperti Bali dan Jakarta, diharapkan juga berefek penambahan jumlah wisman asal China ke objek-objek wisata di Tanah Air.
Menurut data BPS dan Pusdatin, kunjungan wisman berdasarkan kebangsaaan melalui pintu masuk Bandara Soekarno-Hatta pada Maret kemarin yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah China 30,39 persen. Disusul Bahrain 26,87 persen dan Arab Saudi 20,17 persen.
(vga/vga)