Jakarta, CNN Indonesia -- Siapa bilang stres hanya bisa melanda orang dewasa? Anak-anak pun ternyata bisa mengalami hal yang sama. Tapi, kemungkinan besar, efeknya bisa lebih parah.
Psikolog remaja dan keluarga, Roslina Verauli mengatakan sebetulnya tekanan stres pada anak bisa lebih berisiko. Sebab, mereka tidak tahu dan tidak bisa mengatasinya sendirian.
Stres pada anak pun cenderung mudah dikenali. Vera berujar, ketika anak stres, akan terjadi perubahan perilaku pada dirinya. "Dia jadi suka ganggu teman, jadi nakal. Itu jangan-jangan dia lagi stres. Jadi suka nentang, jadi ogah belajar."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vera menyarankan, yang harus dilakukan orang tua ketika mendapati anaknya stres adalah menciptakan kondisi yang membuat mereka nyaman. "Merasa dicintai itu sudah membuat mereka
happy," kata Vera.
Meski bisa lebih berisiko kalau tak diatasi segera, tapi stres pada anak cenderung sederhana. Mereka bisa dengan mudah melupakan stresnya.
"Anak punya kemampuan berpikir konkret. Saat dia merasa ada masalah dia akan cepat stres, tapi saat diberi kesempatan keluar dari masalah, dia langsung lupa," ujar Vera.
Dengan membantu anak keluar dari masalahnya dan membawanya pada situasi yang menyenangkan itu sudah cukup membantu. "Misalnya dia stres dengan PR-nya, singkirkan dulu PR-nya, ajak dia main sebentar," kata Vera menyarankan.
Jika orang tua tidak peka terhadap kondisi anak, stres pada anak pun bisa berakhir pada skenario yang tak diinginkan. Mereka bisa terjerumus dalam hal yang salah sampai pada memilih untuk mengakhiri hidupnya.
(mer/mer)