Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak hal yang bisa didapat seorang pemilik hewan peliharaan, dari cinta dan kasih sayang, dan hilangnya stres. Sayangnya, sejumlah organisme menular, misalnya bakteri dan jamur, juga dapat ditularkan hewan peliharaan kepada Anda.
“Kita hidup di dunia steril, dan hewan-hewan peliharaan adalah sahabat yang tidak bebas dari kuman,” kata Susan Rehm, wakil ketua Departemen Penyakit Infeksi Rumah Sakit Claveland di Ohio. “Kadang terjadi, Anda bisa mendapat penyakit dari hewan peliharaan Anda.”
Orang tua, bayi, dan perempuan hamil adalah orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rentan terserang kuman hewan peliharaan, menurut ulasan dari 500 penelitian yang dipublikasikan dalam
Jurnal Canadian Medical Association.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut panduan penyakit yang ditularkan hewan peliharaan kepada manusia, serta saran untuk menjaganya, seperti dilansir dari laman
Everyday Health.
Hewan muda lebih mungkin menularkan penyakit kepada orang dibandingkan anjing atau kucing dewasa. Kurap yang disebabkan oleh jamur bisa membuat kulit manusia bersisik, ruam merah, atau botak pada kulit kepala.
Beberapa hewan dewasa, biasanya kucing, seringkali tidak menunjukkan gejala kurap. Namun, seseorang bisa tertular kurap dengan mudah hanya dengan menyentuh hewan peliharaan yang terinfeksi, atau bahkan hanya menyentuh selimut atau handuk hewan peliharaan.
Jika tertular kurap, pakai salep topikal antijamur, obat yang mengandung miconazole. Jika penyakitnya lebih serius, dokter akan meresepkan obat anti-jamur oral. Untuk mencegah infeksi kurap dengan mencuci tangan segera setelah memegang hewan peliharaan.
Kebanyakan anak anjing dan anak kucing terlahir dengan memiliki cacing gelang. Itu sebabnya, mereka harus secara rutin diperiksa dan diobati. Telur cacing dapat bertahan sampai satu bulan di lingkungan yang lembap seperti pasir atau tanah di mana biasanya hewan peliharaan biasa membuang kotoran.
Jika seseorang membersihkan pasir yang terinfeksi telur cacing, kemudian mereka makan tanpa mencuci tangan, dia bisa menelan telur tersebut. Dalam kasus yang tertentu, seseorang yang terinfeksi telur cacing gelang bisa mengalami gejala penyakit di mata, jantung, dan paru-paru, bahkan saraf.
Toxocariasis visceral, penyakit yang disebabkan oleh cacing gelang, bisa diobati dengan obat antiparasit seperti albendazole atau mebendazole. Cacing tambang pada hewan peliharaan, biasanya anjing dan kucing, dapat disebabkan oleh beberapa parasit.
Untuk mencegah infeksi cacing tambang, seseorang sebaiknya tidak berjalan tanpa alas kaki atau duduk di atas tanah atau pasir yang terkontaminasi. Cara terbaik mengontrol cacing pita adalah mengontrol kutu di rumah. Pastikan kucing atau anjing yang terinfeksi cacing berada di bawah perawatan.
Bersihkan semua kotoran hewan peliharaan, tempatkan limbah kotoran ke dalam kantong plastik dan buang di tempat sampah.
Penghuni apartemen yang tidak diizinkan memelihara anjing atau kucing, biasanya memutuskan untuk memelihara biawak, ular, atau reptil lain. Akibatnya, penyakit yang dikenal sebagai salmonellosis, disebabkan oleh bakteri salmonella, lebih umum terjadi, kata Rehmn.
Selain ular dan biawak, kura-kura dan iguana juga pelabuhan bakteri. Bakteri tidak menimbulkan gejala pada hewan, tetapi dia bisa membuat manusia terserang diare, demam, dan kaku atau kram selama satu minggu.
Untuk mencegahnya, periksakan reptil peliharaan kepada dokter hewan setahun sekali untuk memastikan mereka tidak memiliki salmonella. Cuci tangan sampai bersih setiap kali menangani hewan peliharaan atau memasukkan sesuatu ke dalam kandang mereka.
Jangan membersihkan kandang reptil di wastafel dapur. Sebab, salmonella bisa mengontak makanan dan piring-piring, kata Julio Lopez, dari rumah sakit hewan di Los Angeles.
Pastikan sayuran yang Anda beli untuk makan mereka dicuci sebanyak tiga kali. “Jika memberikan reptil makanan brokoli, atau sayuran lain yang tidak dicuci bersih, maka sayuran tersebut bisa memiliki salmonella,” kata Julio.
Burung peliharaan seperti beo, parkit, atau macau dapat terinfeksi bakteri chlamydophila psittaci dan menginfeksi Anda. Seseorang bisa tertular dari menghirup kotoran kering burung yang terinfeksi, meskipun burung itu mungkin tidak tampak sakit.
Jika tertular, gejalanya adalah, demam, menggigil, nyeri otot, dan batuk kering. Hati-hati saat membersihkan kandang burung agar tidak menerbangkan kotoran,” kata Lopez. Jika membersihkan di daerah berventilasi, sebaiknya pakai masker, katanya.
Menular ke manusia lewat feses atau kotoran di kotak kotoran kucing yang terinfeksi atau tanah tercemar, parasit toksoplasma sangat berbahaya untuk janin. Perempuan yang terkena parasit ini selama kehamilannya bisa menyebabkan bayinya cacat saat lahir.
Toksoplasmosis menyebabkan gejala seperti flu, biasanya hilang dalam beberapa minggu, tetapi parasit dapat hidup di dalam tubuh. Tanpa pengobatan seseorang bisa mungkin sembuh. Atau, dokter akan meresepkan obat seperti pirimetamin, sulfadiazin, dan asam folinic.
Bersihkan kotak kotoran kucing setiap hari. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air sesudahnya. Cuci tangan setelah bekerja di kebun atau di tanah apapun. Jaga kucing agar tetap berada di dalam ruangan. Kucing di luar ruangan biasanya lebih cenderung terkena toksoplasma.
Jika kucing memiliki kutu dan dia menggaruk kutu tersebut, lalu dia menggaruk dan menggores kulit Anda, maka Anda bisa terinfeksi oleh bakteri bartonella henselae.
Penyakit menyebabkan demam, pembesaran kelenjar getah bening, dan perasaan tidak sehat. Ini alasan masuk akal agar Anda memberikan obat kutu bulanan.
Burung peliharaan dapat terkena TB burung atau Mycobacterium avium complex, tanpa gejala. Namun, jika terangkat ke udara dan ditularkan ke orang, penyakit ini bisa seperti tuberkulosis yang menyerang paru-paru, kata Rehm.
Infeksi ini sulit diobati dan seringkali resisten terhadap antibiotik. “Ini adalah bentuk TB, tetapi bukan TB tradisional seperti pada manusia,” kata Jason D'Amore, direktur riset Rumah Sakit Universitas North Shore di New York. Cuci tangan adalah langkah terbaik yang bisa Anda lakukan.
Biasanya, penyakit menakutkan ini berasal dari hewan liar yang terinfeksi seperti rakun, sigung, kelelawar, dan rubah. Dibawa dalam air liur, rabies dapat tertular ke anjing, jika anjing pergi ke luar rumah dan masuk ke lingkungan hewan yang terinfeksi.
Jika digigit oleh hewan terinfeksi, anjing bisa mendapat rabies. “Siapa pun yang berpikir hewan peliharaan tidak bisa mendapatkan rabies, itu salah,” kata Nelson. Jika digigit binatang, dan tidak diketahui apakah hewan tersebut sudah mendapat vaksin rabies, Anda mungkin memerlukan serangkaian suntikan rabies.
Cara terbaik mencegah rabies adalah melakukan vaksinasisi rabies secara rutin kepada anjing Anda.