Jakarta, CNN Indonesia -- Di tengah arus modernitas yang semakin hebat, ada sejumput kekhawatiran di benak para orang tua. Banyak orang tua yang takut anaknya salah pergaulan.
Penyalahgunaan narkoba, seks bebas, dan dunia malam merupakan bentuk lingkungan pergaulan yang paling ditakuti oleh orang tua. Menurut Vera Itabiliana, terjerumusnya para remaja ke dalam pergaulan yang tak diharapkan biasanya disebabkan oleh penerimaan lingkungan tempat ia berada sebelumnya.
Masa remaja merupakan masa peralihan untuk melewati masa pubertas. Pada masa ini emosi mereka sangat labil karena terjadinya perubahan hormonal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika emosi remaja tak menentu, apapun yang remaja lakukan, selagi itu masih positif, sebisa mungkin orang tua dan lingkungan harus menerimanya. Karena ini juga akan memengaruhi pergaulannya di luar rumah. "Yang mereka butuhkan penerimaan dulu. Lingkungan menerima apa adanya," ujar Vera. Dengan begitu sang remaja akan merasa dihargai dan otomatis tingkat self esteem-nya akan naik.
Lain halnya jika mereka malah tidak diterima oleh lingkungan sekitar. Hal ini bisa menyebabkan remaja merasa tidak dipuaskan dalam sebuah lingkungan. Akibatnya, mereka pasti akan mencari lingkungan lain untuk mencari kepuasannya.
"Inilah yang seringkali luput dan akhirnya mereka terjerumus ke lingkungan yang salah," kata Vera dalam acara Funtastic You yang diadakan Marina di Hotel Gran Melia, Jakarta Selatan, Selasa (5/5). "Karena di lingkungan baru itu mereka merasa diterima."
Untuk itu, Vera menganjurkan para orang tua untuk selalu meluangkan waktu dengan anak untuk mengetahui diri mereka lebih dalam lagi.
"Sibuk, enggak punya waktu itu bukan alasan. Jadi orang tua itu komitmen. Harus punya waktu ngobrol santai bareng anak. Buat mereka nyaman ngobrol dengan orang tua," kata Vera menjelaskan.
"Mereka butuh temen bicara yang mau dengerin mereka dan mengerti segala keresahan perasan dan pikiran," ujarnya.
Menurut Vera, tak butuh obrolan berat untuk bisa mendekatkan orang tua dengan anak. Kuncinya hanya satu, tidak usah banyak tanya. "Enggak usah banyak tanya. Mulai dengan bercerita saja. Curhat kecil-kecil saja. Bikin nyaman si anak lama-lama terbuka sendiri."
Dengan melakukan komunikasi seperti ini orang tua bisa membuat anak lebih nyaman dan akhirnya merasa diterima di lingkungan tempat ia berada.
(mer/mer)