Jakarta, CNN Indonesia -- Berat badan Carl Thompson naik 190 kilogram dalam waktu tiga tahun setelah kematian ibunya. Kini, ia pun menjadi laki-laki tergemuk di Inggris dengan berat badan mencapai 412 kilogram lebih. Bahkan dokter memperingatkan nyawanya terancam bila tak segera menurunkan bobot tubuhnya.
Karena ancaman tersebut, laki-laki berusia 32 tahun itu meminta bantuan media untuk publikasi dan sekarang ada banyak penawaran bantuan penurunan berat badan yang datang padanya. Dokter meminta Thompson untuk menurunkan berat badan hingga 285 kg.
Thompson memang mengakui punya hubungan yang buruk dengan makanan. Kebiasaan makan berlebihnya semakin memburuk sejak ditinggal sang ibu pada 2012.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laki-laki asal Dover, Inggris, itu mengaku mengonsumsi 10 ribu kalori setiap hari. Ia sering memesan makanan cepat saji dan sangat menyukai roti.
Untuk sarapan, menunya adalah empat buah sosis, lima porsi telur goreng, roti goreng, jamur goreng mentega, semangkuk sereal dengan susu penuh lemak. Makan siang dengan semangkuk pasta, keripik, bacon, pai daging babi, sandwich, dan cokelat.
Sedangkan untuk makan malam ia sering memesan makanan China atau India yang menghabiskan biaya hingga £25 atau sekitar Rp 500 ribu untuk lima hari. Belum cukup kenyang, ia pun masih menyiapkan makanan ringan berupa cokelat yang menghabiskan biaya £10 atau Rp 200 ribu setiap harinya.
Dengan menu makanannya yang luar biasa, tak heran bila tubuh Thompson terus membengkak hingga tak sanggup untuk berjalan atau sekadar mencuci piringnya sendiri. Selama 12 bulan terakhir, ia hanya bisa diam di dalam rumah dan bergantung pada pengiriman makanan pesan antar dan belanja online.
Ruang geraknya hanya terbatas di lantai dasar rumahnya. Karena tinggal sendirian di rumah, petugas dari National Health Service (NHS) Inggris pun harus datang setiap hari untuk memandikan dan memasakkan makanan untuknya.
Hidup dari tunjangan ketidakmampuan bergerak dan ‘cacat’, Thompson menghabiskan sekitar £200 (Rp 4 juta) setiap minggu untuk makanan. Thompson kini tak memiliki pekerjaan. Pekerjaan terakhirnya adalah petugas di pabrik makanan pada saat berusia 17 tahun. Saat itu ia mengaku sering menghabiskan makanan apa saja yang tidak dijual oleh pabrik.
Tapi setelah kematian ibunya, makanan menjadi sarana baginya untuk mengatasi kesedihan. Makanan menjadi satu-satunya sumber kenyamanan. “Begitulah cara saya mengatasi semua beban ini. Saya sangat dekat dengan ibu saya,” katanya. “Dia fantastis, dan saya masih belum punya (orang terdekat) yang lebih dari itu.”
“Saya memesan makanan pesan antar lima kali seminggu, biasanya menghabiskan £10 hingga £25 untuk makanan China, kari, pizza, ikan atau kentang goreng,” katanya. “Orang yang merawat saya datang untuk memasak makanan selama dua hari dan selalu makanan microwave, favorit saya adalah kari ayam.”
Berat badan yang berlebih membuat aktivitasnya sangat terbatas. Thompson mengaku tidak bisa pergi ke taman atau sekadar menghabiskan waktu liburan di luar rumah. Ia juga tak lagi punya hubungan asmara sejak umur 20-an. “Pacar terakhir saya adalah seorang gadis bernama Rachel 10 tahun yang lalu, tapi kami berpisah setelah tiga tahun berhubungan karena berat badan saya,” ujarnya.
Berbagai ancaman kesehatan juga telah mengintainya. Thompson sudah beberapa kali dirawat di rumah sakit karena serangan jantung dan septikemia (adanya bakteri dalam darah) dalam tiga tahun terakhir. Karena itu, dokter memintanya menurunkan berat badan atau meninggal karena serangan lemak di tubuhnya sendiri.
“Saya bisa mati, itu intinya jika saya terus hidup dengan cara ini. Karena apa yang saya makan, saya kehilangan semua dalam hidup saya."
Meski begitu, ia tak ingin menjalani operasi lambung. “Saya harus pergi ke suatu tempat untuk menurunkan berat badan secara alami karena saya tidak ingin melakukannya sendiri. Saya tidak ingin operasi lambung karena itu berbahaya. Saya ingin bantuan ahli gizi atau psikiater,” ujarnya.
Beruntung, beberapa tawaran penurunan berat badan dari para ahli sudah datang padanya.
(mer)