Kisah Matinya Kepala Penis Pria karena Keracunan Darah Langka

Merry Wahyuningsih | CNN Indonesia
Rabu, 29 Apr 2015 11:16 WIB
Kepala penis seorang laki-laki harus dipotong karena ia menderita keracunan darah jenis langka yang menyebabkan kulitnya berubah menjadi hitam dan mati.
Kasus calciphylaxis yang terjadi pada seorang pria di New Jersey (Dok. Edmond Sarkis/BMJ Case Reports)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala penis seorang laki-laki harus dipotong karena ia menderita keracunan darah jenis langka yang menyebabkan kulitnya berubah menjadi hitam dan mati. Laki-laki 54 tahun itu dirawat di rumah sakit saat dokter menemukan lesi gangren pada kaki, bokong, paha, dan alat kelaminnya.

Lesi menghitam yang tertutup jaringan mati itu terasa begitu menyakitkan hingga laki-laki yang tidak disebutkan namanya tersebut harus mengonsumsi obat dengan dosis kuat untuk mengontrol rasa sakit. Kasusnya yang langka juga dilaporkan ke dalam jurnal BMJ Case Reports.

Dr Edmond Sarkis, dokter di Cooper Medical Centre di New Jersey yang merawat pasien itu, menjelaskan bahwa ia mengalami nekrosis - jaringan kulit mengalami kematian secara prematur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kami melihat lesi berwarna ungu sampai hitam. Itu ada di seluruh pahanya, punggung bawah, bahkan penisnya sekarat,” kata Dr Sarkis, seperti dikutip dari MailOnline. “Saya belum pernah melihat kasus seluas ini sebelumnya.”

Laki-laki itu diberi resep antibiotik dan dokter mulai mencari penyebab lesi. Catatan medis menunjukkan ia memiliki riwayat penyakit ginjal dan menjalani dialisis peritoneal, yaitu cara untuk mengeluarkan produk sampah dari darah ketika ginjal tidak bisa lagi melakukan pekerjaan secara memadai.

Dia juga menderita fibrilasi atrium, suatu kondisi yang menyebabkan denyut jantung tidak teratur dan sering abnormal cepat, dan harus rutin mengonsumsi obat pengencer darah Warfarin untuk mengobatinya.

Awalnya sumber keracunan darah belum diketahui, hingga dokter akhirnya memberi diagnosis calciphylaxis, sebuah penyakit serius yang langka di mana kalsium menumpuk di pembuluh darah kecil dari jaringan lemak dan kulit. Menurut Mayo Clinic, orang yang menderita kondisi ini biasanya juga menderita gagal ginjal, menjalani dialisis, atau baru saja transplantasi ginjal.

“Memiliki penyakit ginjal dan mengonsumsi Warfarin merupakan faktor risiko yang diketahui untuk calciphylaxis,” kata Dr Sarkis menjelaskan.

Kondisi ini biasanya terlihat pada pasien dengan penyakit ginjal. Karena organ berhenti menyaring racun dari darah, akhirnya menyebabkan kalsium menumpuk di arteri. Pembuluh darah tersumbat dengan gumpalan darah, yang menyebabkan lesi nekrotik hitam yang menyakitkan terbentuk.

Kasus calciphylaxis yang terjadi pada seorang pria di New Jersey (Dok. Edmond Sarkis/ BMJ Case Reports)

Setelah diagnosis dibuat, laki-laki itu harus menjalani operasi darurat dan kepala penisnya dipotong dalam operasi selama empat jam. “Ahli bedah memotong semua nekrotik, jaringan mati yang menghitam,” kata Dr Sarkis.

Sebuah kateter dimasukkan ke dalam penis untuk membantunya buang air kecil. Dan menurut dokter, organ kelamin yang tersisa masih bisa berfungsi setelah luka operasi pulih.

“Calcyphylaxis jarang terjadi, penis nekrosis bahkan lebih jarang, dan itu biasanya tidak terlihat pada orang yang menjalani dialisis peritoneal," kata Dr Sarkis.

Dalam jurnal BMJ, dokter menyimpulkan bahwa studi lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi faktor risiko dan pengobatan lainnya untuk calciphylaxis, yang memiliki tingkat kematian yang tinggi.

Pasien keluar dari rumah sakit dan pulih dengan baik di rumah selama beberapa minggu. Namun, ia kemudian mengalami pneumonia (radang paru-paru) dan kembali dirawat di rumah sakit, di mana ia kemudian meninggal karena infeksi.


(mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER