
Daun Sirsak Tak Terbukti Bisa Mengobati Kanker
Tri Wahyuni, CNN Indonesia | Jumat, 08/05/2015 14:15 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Belakangan ini begitu banyak obat herbal beredar di pasaran yang dipercaya bisa mengobati kanker. Misalnya saja daun sirsak sampai ada juga rompi anti kanker.
Dokter sub-spesialis Obstetri dan Ginekologi Onkologi dari Universitas Indonesia, Andrijono mengungkapkan fakta mengejutkan di balik semua obat yang dipercaya dapat membunuh atau menangkal penyakit kanker itu.
"Daun sirsak kemarin ramai kan buat anti kanker. Penelitian dari Inggris menyatakan tidak ada manfaatnya," kata Andrijono dalam acara Kenali Lebih Jauh Kanker Ovarium yang diadakan di kawasan Cikini, Jakarta, Jumat (8/5).
Begitu juga dengan rompi anti kanker. Menurutnya itu sama sekali tidak bisa melindungi orang dari sel kanker. "Katanya itu yang menciptakan guru besar UI, tapi saya cari namanya di direktori enggak ada," ujar ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) itu.
Ia menganjurkan, jika ingin mengobati kanker hendaknya menggunakan pengobatan yang sudah berstandar internasional. "Kalau yang internasional hasilnya pun sudah tahu obat ini efeknya berapa persen," katanya. "Kalau yang macam-macam, hasilnya belum jelas."
Namun, jika para pasien tetap ingin menggunakan obat-obat herbal yang dipercaya bisa mengobati kanker, Andrijono juga tidak mau melarang. Namun, ia tetap berpesan jangan sampai mengabaikan obat utamanya.
"Kalau percaya silakan. Tapi sebagai obat tambahan. Obat utama jangan ditinggalkan," katanya menganjurkan.
Bahkan menurutnya, lebih baik jangan dulu menggunakan obat lainnya kecuali yang sudah berstandar. Sebab obat-obat itu belum bisa dibuktikan manfaatnya.
(mer/mer)
Dokter sub-spesialis Obstetri dan Ginekologi Onkologi dari Universitas Indonesia, Andrijono mengungkapkan fakta mengejutkan di balik semua obat yang dipercaya dapat membunuh atau menangkal penyakit kanker itu.
Begitu juga dengan rompi anti kanker. Menurutnya itu sama sekali tidak bisa melindungi orang dari sel kanker. "Katanya itu yang menciptakan guru besar UI, tapi saya cari namanya di direktori enggak ada," ujar ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) itu.
Ia menganjurkan, jika ingin mengobati kanker hendaknya menggunakan pengobatan yang sudah berstandar internasional. "Kalau yang internasional hasilnya pun sudah tahu obat ini efeknya berapa persen," katanya. "Kalau yang macam-macam, hasilnya belum jelas."
Namun, jika para pasien tetap ingin menggunakan obat-obat herbal yang dipercaya bisa mengobati kanker, Andrijono juga tidak mau melarang. Namun, ia tetap berpesan jangan sampai mengabaikan obat utamanya.
"Kalau percaya silakan. Tapi sebagai obat tambahan. Obat utama jangan ditinggalkan," katanya menganjurkan.
Bahkan menurutnya, lebih baik jangan dulu menggunakan obat lainnya kecuali yang sudah berstandar. Sebab obat-obat itu belum bisa dibuktikan manfaatnya.
(mer/mer)
ARTIKEL TERKAIT

Nasi Putih Didiamkan Semalaman Aman untuk Pasien Diabetes?
Gaya Hidup 3 tahun yang lalu
Kecerdasan Seseorang Bisa Dinilai dari Suara
Gaya Hidup 3 tahun yang lalu
Berjalan Dua Menit ke Toilet Bisa Memperpanjang Usia
Gaya Hidup 3 tahun yang lalu
Cara Membedakan Tahi Lalat Normal dan Kanker Melanoma
Gaya Hidup 3 tahun yang lalu
Cara Lidah Mengungkapkan Kondisi Kesehatan Tubuh
Gaya Hidup 3 tahun yang lalu
Polusi Udara Bikin Bayi Lahir dengan Kurang Berat Badan
Gaya Hidup 3 tahun yang lalu
BACA JUGA

Kondisi Ekonomi China Lebih Lesu dari Data di Atas Kertas
Ekonomi • 12 February 2019 11:57
Program Sosial Jokowi Meningkat, Tapi Belum Optimal
Ekonomi • 10 February 2019 11:50
Siswa Kena Hepatitis A, Dinas Kesehatan Curigai Jajanan
Nasional • 30 January 2019 09:45
China Bakal Jatuhi Hukuman Ilmuwan Pengedit Gen Bayi
Teknologi • 22 January 2019 10:50
TERPOPULER