Jakarta, CNN Indonesia -- Ilmuwan Perancis mengatakan mereka telah berhasil menciptakan sel sperma manusia yang ditumbuhkan di laboratorium untuk pertama kalinya di dunia. Menurut para ahli, ini bisa menjadi lompatan besar untuk mengatasi kasus kemandulan pada laki-laki.
Laboratorium Kallistem di kota Lyon, Perancis, pekan lalu mengumumkan mereka telah memperoleh ‘spermatozoa manusia lengkap secara in vitro’, sebuah keberhasilan besar untuk pertama kalinya setelah menjalani penelitian selama 15 tahun.
“Pada akhir 2014 perusahaan mampu menghasilkan spermatozoa manusia yang sepenuhnya terbentuk di laboratorium, menggunakan biopsi testis pasien yang mengandung sel-sel germinal yang belum matang, atau spermatogonia,” kata perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Penelitian ini membuka jalan bagi terapi inovatif untuk melestarikan dan mengembalikan kesuburan laki-laki, masalah besar dengan dampak global. Jumlah spermatozoa telah mengalami penurunan hingga 50 persen selama 50 tahun terakhir.”
Sementara ini hasil penelitian belum dipublikasikan dalam jurnal peer-review dan para ahli menyambut berita keberhasilan ini dengan hati-hati. Tapi jika memang terbukti, ini bakal menjadi prestasi dan terobosan yang signifikan.
Spermatogenesis, proses yang dilalui sel reproduksi dasar - sel germinal - berkembang menjadi spermatozoa, adalah salah satu proses yang sangat kompleks. Menurut Kallistem dibutuhkan 72 hari di dalam tubuh manusia.
Para peneliti mengatakan terobosan itu bisa memberikan solusi untuk puluhan ribu laki-laki yang menderita azoospermia nonobstruktif — kondisi di mana produksi sperma abnormal dan menyebabkan kemandulan.
Menurut perkiraan perusahaan, pengobatan infertilitas laki-laki bisa memberikan pasar senilai lebih dari 2,3 miliar euro (sekitar Rp 33,7 triliun), dengan lebih dari 50 ribu pasien baru setiap tahun.
"Dari biopsi testis, akan memungkinkan mendapatkan spermatozoa yang akan dilakukan cryopreservation (pembekuan) sampai laki-laki itu ingin menjadi seorang ayah.”
Kallistem - yang berusaha meningkatkan pendanaan untuk penelitian berkelanjutan - akan mengadakan uji preklinis sampai 2016 dan uji klinis pada tahun 2017. Sebelumnya, penciptaan spermatogenesis di laboratorium hanya berhasil pada tikus.
(mer/mer)