Jakarta, CNN Indonesia -- Batu empedu apabila tak ditangani dengan segera dapat menimbulkan komplikasi di kandung empedu. Komplikasi ini dapat menghambat proses penyerapan lemak yang mana juga menjadi kendaraan vitamin seperti A, B, E dan K.
"Komplikasinya radang kandung empedu, dan
murphys sign-nya positif. Terutama kalau dia sudah timbul radang," kata dr. Erik Rohmando Purba, Sp.PD pada acara 'Solusi Jitu Gangguan Sistem Empedu' di RSU Bunda Jakarta, Menteng beberapa waktu lalu.
Murphys sign adalah pemeriksaan untuk menentukan adanya radang dan batu empedu dengan menggunakan ibu jari/jari telunjuk yang diletakkan antara tepi kanan abdomen. Selain itu batu empedu juga menyerang organ lain yaitu pankreas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saluran empedu akan bertemu saluran pankreas di bawah, jadi kalau batunya itu besar atau sumbatannya meningkat, bisa timbul pankreatitis (peradangan pankreas)," ujar dr. Erik menambahkan.
Proses peradangan ini tidak selalu disebabkan oleh batu empedu. Ada juga hal-hal lain yang memicu radang kandung empedu.
"Ada juga proses radang yang tanpa batu empedu, bisa dari luka bakar atau dari sepsis, infeksi yang berat. Contohnya pada demam berdarah sendiri dia bisa timbul radang kandung empedu," tutur dr. Erik menjabarkan.
Batu empedu juga dapat menyebabkan kolestasis yaitu kondisi di mana aliran empedu terhambat. Empedu yang diproduksi hati kemudian kembali lagi ke aliran darah dan menyebabkan kulit pasien berwarna kuning.
"Ada dua kolestasis, intrahepatik (dalam hati) dan ekstrahepatik (luar jalur hati). Yang pertama paling sering virus hepatitis A, B dan C makanya pasien kuning tapi tidak ada gangguan di sistem empedunya.
Contoh penyebab lain adalah penggunaan alkohol jangka panjang bisa menimbulkan
fatty liver, jika berat liver lebih dari 5 persen sampai 10 persenberat badan. Tumor hati atau tumor lain yang menyebar ke hati juga bisa sumbatan di intrahepatik.
(utw/utw)