Jakarta, CNN Indonesia -- Keju adalah salah satu jenis makanan yang memiliki banyak penggemar. Bukan hanya dari orang Barat tetapi juga orang Asia, termasuk Indonesia.
Di Indonesia, keju kerap kali digunakan dalam berbagai sajian hidangan. Mulai dari topping seperti pada martabak keju, atau pun dicampur dalam makanan seperti roti, nasi goreng dan sup.
Namun sebenarnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan keju sebagai bahan tambahan makanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan gunakan keju dalam makanan yang menggunakan suhu tinggi dan durasi masak yang lama, karena dikhawatirkan menghilangkan nutrisinya," kata Victoria Djajadi, ahli nutrisi, ketika ditemui dalam sebuah acara di Sudirman, Jakarta selatan.
Keju diketahui mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh seperti protein, kalsium, dan vitamin D. Namun suhu yang tinggi dan dalam jangka waktu yang lama akan memecah ikatan asam amino dalam protein yang berada dalam keju.
Menurut Victoria, suhu paling tinggi yang dapat digunakan untuk keju adalah 180 derajat celsius. Lebih dari itu menurut Victoria, protein akan pecah karena panas.
"Lebih baik keju dimasukkan ke dalam makanan di waktu akhir memasak, dan tidak digoreng karena menggoreng membutuhkan suhu yang tinggi,” kata Victoria.
Jika Anda ingin menggunakan keju sebagai bahan tambahan dalam masakan, sebaiknya menggunakan keju jenis khusus untuk memasak seperti quick melt.
(mer/mer)