Jakarta, CNN Indonesia -- Sarapan adalah salah satu yang seringkali ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia. Alasannya bisa beraneka ragam, mulai dari mengejar waktu datang ke kantor hingga sering mengeluh sakit perut ketika sarapan.
Namun, tahukah Anda betapa pentingnya sarapan bagi tubuh? Menurut survei kesehatan yang diadakan di Indonesia, dua per tiga anak Indonesia mengalami kekurangan nutrisi saat sarapan.
"Sarapan adalah asupan pertama di pagi hari yang dilakukan sebelum atau saat memulai aktivitas yang mengandung 20-25 persen energi dari total energi yang dibutuhkan setiap hari," kata Victoria Djajadi, ahli nutrisi, saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sarapan menurut keterangan ahli nutrisi ini dapat membentuk perilaku makan yang sehat serta turut andil dalam membentuk bobot badan sehat.
Sarapan dapat dikatakan sehat apabila mengandung setidaknya tiga komponen nutrisi, yaitu karbohidrat, serat, dan protein.
Karbohidrat sebagai sumber dari energi dapat diperoleh di nasi atau roti. Serat untuk sumber vitamin dapat diperoleh pada sayuran dan buah. Dan protein sebagai zat pembangun tubuh dapat diperoleh di daging, telur, susu dan keju.
"Manfaat lain dari sarapan adalah untuk mencegah lethargy syndrome," kata Victoria.
Lethargy Syndrome adalah kondisi diri merasa tidak bertenaga, lemas, lesu, merasa kantuk ataupun letih. Gejala ini memicu rendahnya konsentrasi untuk berpikir atau menyebabkan fluktuasinya suasana hati, atau mood swings, yang dapat berpengaruh pada aktifitas harian.
Namun, bukan berarti sarapan tidak memiliki hal yang harus diperhatikan. Beberapa di antaranya adalah porsi makan, jenis yang perlu dikurangi, dan hal yang harus ada dalam sarapan.
Porsi makan dalam sarapan harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu yang berbeda berdasarkan jenis kelamin, umur, dan jenis pekerjaan yang dilakukan.
Dalam menyantap sarapan pun terdapat beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari karena mengandung lemak jenuh dan trans fat yang tidak baik bagi kesehatan.
"Lebih baik hindari sosis dan keripik sebagai sarapan karena zero nutrition,” kata Victoria.
Sedangkan menurut ahli nutrisi ini, sebaiknya makanan dalam sarapan mengandung zat-zat nutrisi yang mengandung protein, kalsium, dan vitamin D alami.
Meski dapat disuplai oleh suplemen, namun penyerapan dan pengolahan zat-zat nutrisi tersebut lebih baik dicerna tubuh jika berasal dari sumber alami seperti susu ataupun keju ketimbang dari suplemen makanan.
Jika Anda menginginkan kegiatan harian yang produktif ataupun menginginkan anak memiliki masa sekolah yang cemerlang, alangkah baiknya mulai membiasakan diri untuk sarapan mulai dari sekarang.
(mer/mer)