Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak orang beranggapan makanan yang disuguhkan dalam pesawat tidak sedap. Namun, ternyata ini bukan karena kesalahan dalam memasak. Sebuah penelitian dari Cornell University mengungkap alasan ilmiahnya.
Seperti dilansir Time, penelitian ini menguak fakta bahwa hiruk pikuk dalam kabin pesawat yang sempit dapat mengubah rasa makanan.
Dalam penelitian tersebut, 48 orang disuguhkan beberapa makanan yang mewakili rasa dasar, yaitu manis, asin, asam, pahit, dan umami (kata dalam bahasa Jepang yang berarti rasa asam pada daging babi asap, tomat, keju, dan kecap).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, para responden mencicipi bahan tersebut dalam keadaan tenang. Setelah itu, mereka mencoba bahan yang sama dengan memakai headset dengan suara bising hingga 85 desibell. Kebisingan tersebut merepresentasikan dengung mesin jet pesawat.
Para peneliti menemukan bahwa suasana gaduh tidak banyak mengubah rasa asin, asam, dan pahit. Namun, keadaan bising mengacaukan rasa manis dan menambah umami. Hal ini cukup menjelaskan mengapa makanan yang dikonsumsi di pesawat terasa tak enak di lidah.
"Studi kami mengonfirmasi bahwa lingkungan bising membuat indra perasa kita berubah. Menariknya, ini secara spesifik terjadi pada rasa manis dan umami. Rasa manis berkurang dan rasa umami meningkat secara signifikan. Properti multisensor dari lingkungan di mana kita mengonsumi makanan dapat mengubah persepsi terhadap makanan yang dimakan," ujar asisten profesor ilmu makanan, Robin Dando.
Ini bukan kali pertama maskapai penerbangan mencoba mencari tahu alasan di balik tidak enaknya makanan dalam pesawat. Fraunhofer Institute sebelumnya juga pernah meneliti mengapa makanan pesawat terasa enak saat di darat, tapi rasanya berubah hambar saat penerbangan.
Para peneliti dari Jerman ini melakukan tes rasa di darat dan kondisi bertekanan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atmosfer kabin bertekanan udara di ketinggian 2,4 kilometer dengan udara dingin dan kering membuat indra perasa mati rasa. Dalam tekanan udara tinggi, persepsi asin dan manis merosot hingga 30 persen.
Kondisi kabin juga mengeringkan membran lendir di hidung. Hal ini menumpulkan sensor pencium yang berpengaruh terhadap rasa.
Penelitian ini dapat dijadikan rujukan maskapai untuk meramu makanan. Jasa penerbangan dapat menambahkan bahan atau makanan yang mengandung banyak umami sehingga dapat meningkatkan kegurihan rasa.
(mer/mer)