Jakarta, CNN Indonesia -- Sunat atau dalam istilah medis dikenal dengan sirkumsisi merupakan kewajiban bagi laki-laki Muslim. Biasanya tindakan ini dilakukan saat masih anak-anak.
Tapi tak sembarang anak laki-laki bisa langsung disunat. Tenaga medis sebaiknya memerhatikan bentuk kelamin anak terlebih dahulu sebelum menyunatnya. Mengapa begitu?
“Diagnosis awal sebelum melakukan sirkumsisi itu penting. Kalau anak tersebut mengalami
buried penis, maka sebaiknya jangan disunat dulu,” kata Dr. dr. Irfan Wahyudi, SpU (K), dokter spesialis urologi dari RS Siloam ASRI, dalam acara seminar media ‘Kenali dan Pahami Kelainan Genital pada Anak Laki-laki Sejak Dini!’, di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (28/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buried penis merupakan bagian dari
inconspicuous penis, yaitu kelainan pada penis yang memiliki penampakan kecil meski sebenarnya memiliki ukuran yang normal.
“Jadi sebenarnya ukuran penisnya normal tapi karena tertutup jaringan ikat jadi terlihat kecil,” kata dr. Arry Rodjani, SpU (K) dalam kesempatan yang sama.
Dijelaskan dr Arry, buried penis bisa disebabkan karena obesitas (40 persen) atau jaringan ikat pada penis (Darto’s fascia) yang tidak elastis (93 persen).
“Kondisi ini bisa diatasi dengan operasi rekonstruksi, tapi sebaiknya sebelum anak disirkumsisi (disunat),” katanya.
Jika anak telanjur disirkumsisi, maka akan menyulitkan tindakan operasi karena kulit kulup penis sudah banyak terbuang.
“Masih bisa diatasi (jika sudah disunat), tapi hasilnya jadi kurang maksimal dibandingkan jika anak itu belum disirkumsisi. Proses sirkumsisi membuat penis yang tenggelam makin masuk, jadi operasi rekonstruksinya makin sulit,” kata dr Arry menjelaskan.
(mer)