Jakarta, CNN Indonesia -- Memasuki masa liburan sekolah, sunat atau dalam istilah medis dikenal dengan sirkumsisi banyak dilakukan pada anak laki-laki Muslim. Tapi sebaiknya hati-hati memilih metode sirkumsisi.
Belakangan banyak metode sirkumsisi yang ditawarkan, salah satunya dengan menggunakan laser. Metode ini diklaim dapat meminimalkan rasa sakit dan pendarahan. Sayangnya, metode yang dianggap lebih canggih tersebut tidak direkomendasikan oleh para ahli urologi.
“Alat-alat (laser) seperti itu tidak dianjurkan,” ujar dr. Arry Rodjani, SpU (K), dokter spesialis urologi dari RS Siloam ASRI, dalam acara seminar media ‘Kenali dan Pahami Kelainan Genital pada Anak Laki-laki Sejak Dini!’, di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (28/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Arry menjelaskan, sunat laser yang banyak ditawarkan sebenarnya tidaklah menggunakan alat sinar laser. “Bilangnya laser tapi itu bukan laser, tapi semacam solder,” katanya melanjutkan.
Yang dikhawatirkan dr Arry, bila dokter atau tenaga medis yang melakukan tindakan sirkumsisi salah melakukan prosedur, maka komplikasinya bisa lebih buruk dibandingkan dengan sirkumsisi konvensional.
“Penis bisa hitam atau gosong. Dalam satu atau dua bulan bisa teramputasi. Kasus seperti itu banyak yang datang ke kami (ahli urologi),” katanya memperingatkan.
Karena itu, dr. Arry lebih merekomendasikan metode sirkumsisi konvensional yang sudah terbukti secara klinis dan sudah dipraktikkan oleh ahli urologi di seluruh dunia.
“Yang konvensional biasa saja. Lebih baik ada pendarahan, tapi treatment-nya (bila terjadi komplikasi) lebih mudah dibandingkan dengan penis gosong karena laser,” kata dr Arry.
(mer)