Vaksin yang Memperpanjang Usia Pasien Kanker Otak Mematikan

Windratie | CNN Indonesia
Senin, 01 Jun 2015 13:33 WIB
Vaksin Rintega dinilai sebagai kemajuan potensial untuk penyakit serius yang mengancam kehidupan.
Sebuah vaksin eksperimental dari perusahaan obat di Chicago, Amerika Serikat, dapat meningkatkan kekebalan tubuh untuk melawan kanker otak mematikan. (Getty images/ pixologicstudio/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah vaksin eksperimental yang diciptakan oleh perusahaan obat di Chicago, Amerika Serikat, dapat menolong pasien dengan kanker otak mematikan bertahan hidup lebih lama.

Vaksin  tersebut meningkatkan kekebalan tubuh untuk melawan kanker, menurut data uji coba tahap pertengahan yang dilaporkan pada Minggu, (30/5), seperti dilansir laman Reuters.

Dalam percobaan yang dilakukan terhadap 73 pasien glioblastoma multiforme (GBM) yang kambuh setelah terapi sebelumnya, 30 persen dari responden yang diberikan vaksin Rintega dari perusahaan obat Celldex Therapeutics Inc, dan juga obat Avastin dari Roche, dapat bertahan hidup selama 18 bulan, dibandingkan dengan pasien yang hanya menerima Avastin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kami mengamati manfaat kelangsungan hidup keseluruhan yang sangat jarang, yang kini diterjemahkan ke dalam kelansungan hidup jangka panjang untuk sejumlah pasien,” kata David Reardon, ketua penelitian uji coba ini.

Hasil temuan penelitian ini dipresentasikan pada pertemuan American Society of Clinical Oncology di Chicago

Celldex mengatakan, penelitian ini dalam tahap diskusi dengan para pejabat berwenang untuk mendapatkan persetujuan.

“Kami yakin data tersebut cukup baik agar persetujuan bisa dipercepat,” kata kepala Dinas Kesehatan Celldex Thomas Davis.

Rintega mendapat persetujuan dari badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat, yang melihat vaksin tersebut sebagai kemajuan potensial untuk penyakit serius yang mengancam kehidupan.

Tidak ada obat untuk GBM, di mana tumor otak yang sangat ganas mengalahkan sel-sel sehat dengan cara memakan ruang, darah, dan nutrisi di otak. Sekitar 9000 kasus baru glioblastoma multiforme terdiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat.

Tumor GBM cenderung menjadi resisten terhadap pengobatan awal yang relatif cepat.

Untuk pasien yang baru terdiagnosis, tingkat kelangsungan hidup rata-rata mereka adalah sekitar 14 sampai 15 bulan, jika diberikan pengobatan kemoterapi standar, misalnya obat Temodar dari Merck & Co, kata Reardon, ahli spesialis neuro-onkologi dari Institut Kanker Dana-Farber di Boston.

(win/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER