Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika mendengar kata amnesia, kebanyakan orang akan langsung berpikir hilang ingatan. Namun, penelitian terbaru Picower Institute for Learning and Memory dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) menguak fakta bahwa sebenarnya memori tersebut tidak terhapus begitu saja, melainkan tersembunyi dan tak dapat dijangkau.
Seperti dilansir
Time, rangkaian studi dengan teknik jelajah sinar otak ini memang dilakukan terhadap tikus. Kendati demikian, para peneliti memastikan bahwa hal ini dapat diimplikasikan terhadap manusia.
Tikus-tikus tersebut dilatih untuk mengingat bahwa mereka pernah dikejutkan di dalam sebuah ruangan. Para peneliti kemudian menggunakan label protein untuk memberi tanda pasa sel tertentu dalam hipokampus otak yang diaktifkan dan merekam ingatan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pemimpin penelitian, Tomas Ryan, tiga hingga lima persen bagian hipokampus direkrut untuk membentuk ingatan. Saat mereka ditempatkan di kamar yang sama, mereka membatu ketakutan. Ingatan mereka kembali. Mereka pun mengantisipasi adanya kejutan berulang.
Namun, saat tikus percobaan tersebut diberikan obat yang mengganggu proses ingatan setelah kejutan, mereka tak dapat lagi mengingat momen tersebut. Mereka pun tidak ketakutan ketika ditempatkan di kamar yang sama.
Kemudian, para peneliti mencoba untuk mencari kembali memori yang hilang. Mereka mengaktifkan sirkuit sel yang menyimpan ingatan tersebut menggunakan teknik optogenetik.
Ketika sirkuit diaktifkan, tikus tersebut tiba-tiba terdiam lagi, meskipun mereka sedang berada di ruang yang sama sekali tidak berhubungan dengan kamar di mana kejutan terjadi.
Menjelaskan hasil penelitian timnya, Ryan berkata, "Jenis amnesia ini pada umumnya merupakan ketidakmampuan untuk mengakes memori. Ingatan itu sendiri masih ada."
Menurut Ryan, meskipun penelitian ini dilakukan pada hewan, tapi dapat dikorelasikan dengan keadaan hilang ingatan manusia.
(mer)