Bayi yang Lahir di Bulan Oktober Paling Gampang Sakit

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 12 Jun 2015 14:00 WIB
Ulang tahun bisa jadi diingat untuk sekadar dirayakan. Namun, hari lahir bisa jadi bermakna lebih penting jika dikaitkan dengan kesehatan.
Ilustrasi. (Thinkstock/Ron Chapple Stock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ulang tahun bisa jadi diingat untuk sekadar dirayakan. Namun, hari lahir bisa jadi bermakna lebih penting jika dikaitkan dengan kesehatan.

Penelitian terbaru dari Columbia Univesity menggunakan algoritma untuk mengidentifikasi hubungan antara waktu lahir seseorang dalam tahun tertentu dengan 55 penyakit, termasuk ADHD, asma, dan jantung.

Penelitian yang dilansir Journal of American Medical Informatics Association ini menunjukkan bahwa orang yang lahir pada bulan Mei memiliki risiko semua penyakit paling rendah. Sementara itu, orang yang lahir pada Oktober memiliki risiko paling tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diberitakan TIME, memang sudah ada penelitian yang menghubungkan kedua variabel ini sebelumnya. Namun, penelitian ini menegaskan kembali 39 korelasi sebelumnya dan membongkar 16 hubungan baru.

Para peneliti menelaah lebih dari 1.600 penyakit dan 1,7 juta pasien yang dirawat di New York, Amerika Serikat, antara 1985-2013 untuk mengidentifikasi bulan yang berkaitan dengan beberapa penyakit.

Hasil menunjukkan bahwa bayi Oktober dan Juli berkaitan dengan asma, sementara mereka yang lahir November berhubungan dengan ADHD. Kedua kelompok bayi tersebut juga bertalian dengan sembilan jenis penyakit jantung.

Untuk mengidenitifikasi faktor lokasi terhadap kesenjangan ini, para peneliti berencana untuk melakukan penelitian serupa di wilayah lain.

Namun, peneliti senior dari Columbia University, Nicholas Tatonetti, mengimbau masyarakat untuk tidak ambil pusing penelitian ini.

"Penting untuk tidak terlalu mengkhawatirjan hasil ini karena kami menemukan hubungan signifikan secara keseluruhan risiko penyakit itu tidak begitu hebat. Risiko yang berhubungan dengan bulan lahir relatif rendah jika dibandingkan dengan variabel yang lebih berpengaruh, seperti pola makan dan olahraga," tuturnya. (mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER