Jakarta, CNN Indonesia -- Perlakuan kasar terhadap orang usia lanjut sering terjadi dari yang diakui selama ini, khususnya di kalangan orang usia lanjut dengan demensia atau gangguan kognitif lainnya, berdasarkan ulasan sebuah penelitian.
Dikutip dari Reuters, di Amerika Utara dan Selatan, angka kejadian perlakuan kasar terhadap lansia berkisar 10 persen, dari orang usia lanjut yang masih dapat berpikir jernih sampai lansia dengan demensia.
Sementara, di Eropa, prevalensinya berkisar dari sekitar dua persen di Irlandia sampai sekitar 61 persen di Kroasia. Di Asia, perlakuan kasar terhadap lansia berkisar dari 14 persen di India sampai 36 persen di China.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Perlakuan kasar terhadap orang usia lanjut adalah kondisi yang umum, dapat diidentifikasi, dan fatal. Ini terjadi di strata sosiodemografi dan sosioekonomi di seluruh dunia,” kata ketua penelitian Qi Xin Dong, peneliti penuaan di Rush University Medical Center di Chicago, seperti dilansir dari laman Reuters.
Kendati gangguan kognitif tampaknya adalah menjadi faktor terkuat atas risiko perlakuan kasar, masalah ini juga terjadi di antara orang usia lanjut dengan fungsi fisik terganggu, dan orang tua yang menderita tekanan psikologis atau isolasi sosial.
Perlakuan kasar secara signifikan akan merugikan kesehatan. Di antaranya, menyebabkan terjadinya gangguan psikologis serta penyakit fisik, berdasarkan temuan studi tersebut. Dua penelitian menemukan, hubungan antara perlakuan kasar terhadap orang tua dengan kematian dini, terutama di kalangan orang-orang kulit hitam.
Perlakuan kasar terhadap orang usia lanjut juga terjadi di layanan kesehatan, terutama pada kujungan gawat darurat, dan rawat inap, serta bagian pendaftaran.
Dokter berada pada posisi yang baik untuk melihat pelanggaran terhadap orang tua, sehinga dapat menolong memberikan bantuan yang dibutuhkan pada situasi kasar tersebut,” kata Michael Bond, peneliti dari Sekolah Kedokteran Universitas Maryland.
Dengan bertambahnya usia, orang dewasa harus memiliki rencana ke depan ketika usia mereka masih mandiri dengan pikiran yang jernih, kata Janice Du Mont, psikolog di Women's College Hospital, di Toronto.
(win/mer)