Kisah Ibu yang Mengalami OCD Setelah Melahirkan Putrinya

Windratie | CNN Indonesia
Kamis, 25 Jun 2015 13:05 WIB
Gini memiliki gangguan obsesif kompulsif (OCD), kecemasan ekstrem sebagai akibat dari pikiran yang tidak diinginkan, setelah melahirkan putrinya.
Ilustrasi ibu melahirkan. (Getty images/ Thinkstock/Mikhail Tchkheidze)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelahiran putrinya, Scarlet, pada Agustus 2012 yang silam, membuat Gini Wilde sangat bahagia. Usai perjuangan panjang untuk hamil, serta persalinan yang sulit, memeluk bayi perempuannya adalah hal yang dinantikan. Perasaan yang paling menakjubkan, kata konsultan pemasaran dari Huddersfield tersebut.

Namun, kegembiraan itu sangatlah singkat. Pada Oktober di tahun yang sama, ketika Scarlet berusia lima minggu, Gini melakukan operasi plasenta darurat. Di malam itu, stres mengubah segalanya, kata Gini (37). Berbaring di tempat tidur rumah sakit, setelah operasi dua jam, Gini dicekam rasa takut luar biasa.

“Setelah mengirim pesan singkat ke suami saya Richard, tiba-tiba ada gambar tentang Scarlet yang meninggal. Saya tidak ada untuknya. Semua terjadi di kepala saya. Itu adalah malam terpanjang dalam hidup saya.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perisiwa itu adalah awal dari delapan bulan perjuangannya dengan pikiran-pikiran menakutkan dan perilaku obsesif. Yakin sesuatu mengerikan terjadi pada Scarlet, Gini menjauh dari pisau, dan mencari kepastian bahwa semua baik-baik saya kepada suaminya.

Gini memiliki gangguan obsesif kompulsif (OCD). Kecemasan ekstrem sebagai akibat dari pikiran yang tidak diinginkan. Penderita OCD memiliki dorongan irasional untuk melawan ketakutan dengan ritual. Misalnya mencuci tangan berulang. OCD yang umum terjadi setelah melahirkan, dikenal sebagai postnatal atau postpartum OCD.

Sekitar satu persen dari populasi menderita OCD pada satu waktu. Namun, dua sampai tiga persen perempuan mendapatkannya setelah melahirkan, kata Ian Jones, psikiater perinatal dan direktur National Centre for Mental Health di Universitas Cardiff

Ada dua bentuk khas OCD yang dialami oleh ibu baru. Yang paling umum adalah rasa takut jika kuman masuk ke dalam botol bayi dan rumah, kata Liz McDonald, konsultan psikiater perinatal di Royal College of Psychiatrists.

Banyak ibu baru khawatir tentang kebersihan di sekitar bayi baru lahir mereka. Bahkan, dapat menjadi sedikit obsesif. Namun, perempuan dengan OCD setelah melahirkan membersihkan terlalu sering sampai tangannya lecet. Atau, dengan intens membersihkan rak meski baru lima menit sebelumnya dia lakukan, kata McDonald.

OCD memengaruhi kemampuannya untuk berfungsi normal. Dia akan menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan, misalnya, sehingga waktu berinteraksi dengan bayinya sangat sedikit.

Ketakutan khas lain, ada musibah yang dialami bayinya. Di rumah, satu hari setelah operasi, Gini tak bisa menyingkirkan perasaan buruk tentang Scarlet. Ibu alami ketakutan irasional, yang dia sendiri penyebab musibah tersebut. “Jika saya membawa Scarlet, saya yakin akan menjatuhkannya,” kata Gini.

“Ada gambaran, saya menarik selimut dan mencekiknya."

Seseorang yang depresi akan kekurangan energi. Sementara, seseorang dengan kecemasan akan merasa waktunya dipercepat. Orang depresi mungkin terlalu lelah melakukan pekerjaan rumah tangga, tapi orang OCD akan memiliki dorongan berlebihan melakukannya.

Orang OCD mungkin merasa tertekan juga. Teori tentang perubahan hormonal setelah melahirkan juga berperan. “Kelahiran yang sangat menyakitkan atau traumatis dapat memicu juga,” kata McDonald.



(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER