Jakarta, CNN Indonesia -- Menjadi korban bully membuat Gani sempat minder dan merasa dirinya buruk rupa. Meski kenangan ini membekas dalam ingatannya, nyatanya ia berusaha untuk
move on dan menata dirinya untuk meraih jalan sukses.
Setelah Gani melupakan masa lalunya yang terbilang dramatis untuk seorang gadis, ia mencoba peruntungan menjadi seorang model di ibu kota. Dirinya mengikuti sebuah pemilihan model majalah wanita pada 2011.
Saat itu, ia pun berhasil memenangkan acara tersebut dalam kategori Terfavorit dan menjadi model sampul majalahnya. Tak puas, ia pun mengikuti Jakarta Fashion Week dan berhasil menjadi model untuk beberapa majalah fesyen Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat kiprah dan kelebihannya di dunia fesyen, banyak orang yang mengatakan bahwa dirinya akan lebih berkembang di pasar fesyen internasional. Gani dianggap memiliki bentuk rahang yang bagus dan wajah yang simetris dan sesuai untuk jadi model.
Dengan modal ini, Gani memberanikan diri untuk mendaftar Asia's Next Top Model di musim ketiga. Akhirnya, ia bersama dengan Rani Ramadhany dan Tahlia Raji menjadi perwakilan dari Indonesia di kompetisi tersebut.
Pekan demi pekan karantina penuh kompetisi Gani lalui dengan penuh perjuangan. Wanita yang tidak suka dandan dan hak tinggi ini belajar banyak mengenai fesyen, modelling, ekspresi wajah, hingga menjiwai pakaian yang akan dipakai dalam pemotretan.
Penilaian juri pun silih berganti, dari pujian sampai kritik pedas sudah diterimanya. Dari perasaan foto terburuk sampai akhirnya ia memenangkan berbagai tantangan telah dilaluinya.
"Saya sempat stres setelah pekan awal, karena saya termasuk yang tidak memiliki semangat kompetisi, saya ini kaku, santai, dan cuek," kata Gani. "Sedangkan pihak penyelenggara menuntut semua peserta untuk saling berkompetisi, ini beda drastis dengan yang saya ikuti sebelumnya."
Sifat acara yang penuh kompetisi tersebut membawa banyak gesekan dan drama yang terjadi di dalam rumah karantina, Model House. Gesekan paling besar, dialami Gani dengan Monika, kontestan dari Filipina. Namun, keduanya justru terus bersaing hingga final.
Sempat terekam dan tersiarkan dalam salah satu episodenya, pertikaian Gani dengan Monika. Dikatakannya, pertengkarannya ini sebenarnya wajar terjadi antar teman.
Sayangnya, episode pertengkaran ini justru membuat fans mereka masing-masing jadi emosi. Gani tidak percaya bahwa efek pertengkaran yang sebenarnya lumrah terjadi antar wanita tersebut merembet pada twit war pada malam Gani dinobatkan sebagai pemenang.
"Segala yang terjadi memang sebenarnya terjadi, tanpa skrip," kata Gani. "Namun ini adalah
reality show, yang memang drama menjadi wajib dan ditampilkan dalam 45 menit bersama tayangan yang lain."
"Ingat ada yang namanya cut, edit, add, dan drop, dan semuanya dapat memengaruhi cerita," katanya melanjutkan. "Saya dan Monika ketika tayang sambil tukar pesan singkat, kami tidak percaya ternyata terlihat seperti itu, kami sampai sekarang masih teman baik."
(chs/mer)