Jakarta, CNN Indonesia -- Dalam sebuah penelitian terbukti bahwa hanya 28 persen dari orang-orang yang diteliti yang bisa dengan tepat mendeteksi rayuan orang lain.
Anda mungkin pernah menduga-duga apakah seseorang sedang merayu Anda atau tidak. Hal ini mungkin tak terjadi di pesta. Tapi bisa saja terjadi saat sedang berbelanja di supermarket, di kafe atau saat pembicaraan normal dalam setting sosial yang normal.
Ini sangat penting untuk membaca situasi dengan benar, karena ada batasan antara pertemanan dan lebih dari sekadar teman yang bisa sangat sulit untuk dipahami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, penting untuk menyadari bahwa ketika pria dan wanita melihat suatu perilaku yang sama, pria cenderung melihatnya sebagai sesuatu yang menggoda, merayu dan kacau.
Perlu usaha besar untuk melihat apakah seseorang sedang merayu atau tidak, karena semua ini sangat tersamar. Meski kelihatannya bisa kontraproduktif untuk membangun sebuah hubungan, namun ini bisa jadi sebuah strategi.
Seperti dikutip dari
Independent, seringkali orang yang merayu tidak yakin apakah target rayuan mereka akan punya ketertarikan yang sama. Dengan menyamarkan ketertarikan mereka menjadi rayuan yang ambigu, perayu bisa mencoba-coba tanpa jadi terlalu lemah.
Memastikan bahwa seseorang sedang merayu Anda adalah perkara sulit. Faktanya dalam penelitian lain, peneliti mencoba mengetahui seberapa akurat orang menerima rayuan dengan mengumpulkan 100 orang heteroseksual yang tak saling kenal dalam sebuah pembicaraan.
Kemudian peneliti bertanya pada masing-masing pribadi jika mereka merayu selama interaksi dan apakah mereka berpikir bahwa orang yang mereka tuju juga tertarik pada mereka. Partisipan secara akurat mendeteksi rayuan hanya 28 persen saja.
Jika Anda ingin menjadi golongan yang lebih baik dari 28 persen yang akurat membaca rayuan, peneliti menemukan beberapa hal lain yang bisa membantu. Untuk menentukan apa yang orang lakukan untuk menunjukkan ketertarikan romantis mereka pada pihak lain, peneliti mencari dua orang yang sama sekali tak saling kenal dan merekam interaksi mereka dalam video selama 10 menit.
Kemudian, peneliti meminta masing-masing orang bercerita tentang ketertarikan romantis mereka dan mencocokkan dengan perilaku selama interaksi. Jumlah tawa yang mereka lakukan sendiri sudah menjadi indikasi ketertarikan romantis.
Pria yang tertarik, cenderung menunjukkan sikap dominan (seperti misalnya mengambil ruang atau memajukan tubuh) saat tertawa. Sementara wanita yang tertarik pada seseorang cenderung menunjukkan gerakan dengan tubuh, seperti mengubah gaya duduk sehingga menekankan bentuk tubuh yang feminin.
Hal ini bermakna bahwa pandangan sekilas Anda dan orang lain bisa jadi tak banyak berarti. Faktanya, wanita dengan ketertarikan tinggi atau rendah memberikan sinyal godaan yang sama. Ketertarikan sebenarnya adalah ketika seorang perempuan memberikan sinyal berulang kali selama beberapa waktu.
Kemudian dalam perbincangan, wanita yang tertarik pada pria cenderung berulang memiringkan kepala ke satu sisi. Mereka juga akan lebih banyak menggunakan gestur tangan, tersenyum atau memainkan baju mereka.
Secara keseluruhan, pria lebih mudah tertarik pada wanita dibanding wanita kepada pria. Dan mereka akan lebih tertarik lagi jika menurut mereka si perempuan menarik secara fisik.
Pria yang lebih tertarik pada seorang perempuan akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk berbicara sepanjang interaksi. Satu hal yang penting, sinyal non-verbal perempuan (seperti menganggukkan kepala), menjadi indikator seorang pria untuk melanjutkan pembicaraanya.
Pria perlu untuk memerhatikan sinyal ini karena penelitian itu juga menemukan bahwa perempuan akan bereaksi negatif jika pria berbicara terlalu banyak.
Untuk membuat katalog perilaku merayu perempuan, seorang peneliti mengobservasi lebih dari 200 perempuan lajang di sebuah bar. Mereka lantas mencatat dan mengidentifikasi 52 perilaku merayu.
Sebagian besar dari perilaku yang umum adalah tersenyum, menyapu ruangan dengan tatapan, berdansa sendiri dan tertawa. Tapi seperti disebut sebelumnya, meski semua hal ini sudah umum, tak satupun yang langsung bermakna sebagai ketertarikan yang nyata. Sebagian besar masih tersamar.
Keakuratan untuk mendeteksi rayuan akan meningkat jika si perayu bersikap terang-terangan tentang niat mereka. Secara kebetulan, penelitian itu juga menunjukkan sebagian orang lebih memilih rayuan secara langsung.
Di samping itu, sangat jelas bahwa usaha untuk secara tepat mendeteksi rayuan adalah sebuah tantangan. Bahkan sangat penting untuk mendapatkannya dengan benar.
Anda tentunya tak ingin menanggung malu akibat salah membaca sinyal kan? Tapi satu hal lagi yang lebih penting, Anda tak akan ingin kehilangan potensi memulai hubungan yang hebat jika seseorang memang tertarik pada Anda.
(utw/utw)