Jakarta, CNN Indonesia -- Minuman yang mengandung banyak gula, seperti soda dan smoothie, merupakan favorit banyak orang. Namun, para ahli medis menyarankan jenis minuman tersebut untuk dieliminasi dari pola hidup. Pasalnya, minuman tersebut telah menewaskan sekitar 184 ribu orang dewasa di seluruh dunia setiap tahunnya.
Seperti dilansir
The Independent, sebagian besar kematian merupakan akibat dari diabetes, yaitu diperkirakan sekitar 133 kasus setiap tahun. Sementara itu, 45 ribu orang lainnya meninggal dunia karena serangan jantung, dan 6.450 lainnya digerogoti kanker akibat mengasup minuman yang sudah diberi pemanis berupa gula (SSB), seperti minuman buah-buahan, es teh manis, minuman bertenaga, atau minuman rumahan lain.
Para peneliti dari Asosiasi Jantung Amerika menghimpun data pola makan lebih dari 611 ribu orang dalam jangka waktu 1980-2010 di 51 negara. Jika mengacu pada data kematian per tahun, Amerika Serikat menduduki peringkat teratas dengan 25.347 kasus. Namun, jika merujuk pada data kematian keseluruhan, Meksiko memimpin dengan angka 404,5 kematian dari satu juta orang dewasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Hasil penelitian ini) mengindikasikan kebutuhan populasi untuk mengurangi konsumsi SSB di seluruh dunia melalui kebijakan kesehatan yang efektif dan menargetkan intervensi pada penyakit yang berhubungan dengan diabetes," demikian kutipan laporan tersebut.
Meskipun studi ini dilakukan oleh peneliti dari Amerika dan Inggris, saran kebijakan yang diajukan sebenarnya ditujukan untuk semua negara.
"Banyak negara di dunia memiliki angka kematian yang signifikan hanya akibat pola makan, makanan yang sudah diberi pemanis gula. Seharusnya ini menjadi prioritas global untuk mengurangi atau mengeliminasi makanan berpemanis gula dari pola makan," ujar peneliti senior dalam studi ini, Dariush Mozaffarian.
Namun, hasil penelitian ini masih dipertanyakan oleh beberapa pihak. Kepala Asosiasi Minuman Bersoda Inggris, Gavin Partington, mengatakan bahwa penelitian ini tidak menunjukkan langsung hubungan antara konsumsi SSB dan penyakit kronis seperti diabetes atau kanker.
"Peneliti tidak memberikan bukti saat mereka secara tidak logis dan salah menggunakan kalkulasi makanan dari seluruh pelosok bumi dan menuding bahwa makanan tersebut adalah penyebab kematian yang diklaim sendiri oleh peneliti karena penyakit kronis," kara Partington.
(mer)