Jakarta, CNN Indonesia -- Sekitar 2,4 miliar orang atau sekitar sepertiga populasi dunia masih kekurangan akses toilet layak. Kurangnya akses sanitasi layak ini meningkatkan risiko penyakit.
Seperti dilansir dalam laman resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), kurangnya toilet menyebabkan sekitar 946 juta orang buang air besar di tempat terbuka. Akibatnya, tak kurang dari seribu anak di bawah usia lima tahun terserang diare setiap tahunnya.
Masalah ini melanda hampir seluruh pelosok dunia. Meskipun sejak 1991 jumlah orang yang mendapat akses toilet layak telah meningkat hingga 2,1 miliar orang, tapi angka tersebut belum memenuhi target WHO.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, hanya 68 persen penduduk dunia yang memiliki akses toilet bersih, sementara WHO membidik sekitar 77 persen hingga akhir tahun ini.
WHO menganggap masalah ini sangat penting karena efek domino yang mengintai di belakangnya.
"Sampai semua orang memiliki akses fasilitas sanitasi memadai, kualitas pasokan air bersih akan masih menjadi masalah dan banyak orang akan tewas akibat penyakit yang tertular melalui air atau yang berhubungan dengan air," ujar Kepala Kesehatan Publik WHO, Maria Neira.
Untuk menanggulangi masalah ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa akan membentuk panduan baru untuk Sustainable Development Goals pada September mendatang. Tujuan utama mereka adalah membangun fasilitas sanitasi dan mengeliminasi pembuangan kotoran di tempat terbuka yang ditargetkan rampung pada 2030.
(mer)