Yang Terjadi di Balik Keinginan Menjadi Manusia Boneka

Windratie | CNN Indonesia
Senin, 06 Jul 2015 09:01 WIB
Mencoba untuk tampil yang terbaik adalah hal yang wajar. Namun, apa yang mendorong beberapa orang sampai melakukan prosedur estetika ekstrem?
Valeria Lukyanova, dikenal juga sebagai 'Manusia Barbie'. (CNN Indonesia internet/ Akun instagram @valerialukyanova)
Jakarta, CNN Indonesia -- Valeria Lukyanova, dikenal juga sebagai 'Manusia Barbie' menjadi sumber intrik di dunia maya beberapa waktu terakhir ini. Akun instagram perempuan Ukraina berusia 29 tahun tersebut memiliki sekitar 219 ribu pengikut.

Valeria kerap mengunggah foto selfie dirinya, yang menampilkan wajah buatan atau fotomya memakai pakaian dalam di depan cermin dengan pinggang yang sangat langsing.

“Saya tidak ingin orang coba meniru orang lain. Itulah sebabnya saya tidak suka orang berpikir saya meniru boneka. Itu sangat merendahkan,” kata Valeria dalam wawancaranya dengan Cosmopolitan.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, kemiripannya dengan boneka Barbie adalah sangat luar biasa. Jika Valeria pernah menjadi satu-satunya manusia boneka, sekarang banyak orang yang seperti dia di luar sana. Ada juga 'Manusia Ken' yang nama aslinya adalah Justin Jedlica.


Jika Valeria mengaku dia hanya melakukan implan payudara, dan tidak menyukai nama panggilannya, Justin bangga dengan gelarnya, dan melakukan operasi dengan biaya sebesar US$ 250 ribu atau senilai Rp 3,3 miliar. Dia harus melakukan sekitar 198 prosedur operasi menyiksa demi kesempurnaan profil boneka Ken.

Mencoba untuk tampil yang terbaik adalah hal yang wajar. Namun, apa yang mendorong beberapa orang sampai melakukan prosedur estetika ekstrem?

Mary Pritchard, ahli citra tubuh di Universitas Boise mengatakan, orang-orang seperti Valeria dan Justin mungkin memiliki kondisi yang disebut gangguan dismorfik tubuh, seperti dilansir dari laman Women's Health.

Orang-orang dengan gangguan tersebut tidak melihat diri mereka sendiri seperti halnya orang lain melihat mereka, kata Mary menjelaskan. Akar dari fiksasi fisik seringkali dimulai dari usia muda. “Citra tubuh adalah bagian dari pengembangan diri yang dimulai dalam tahun pertama kehidupan,” kata Mary.

“Biasanya dimulai antara usia 3 sampai 5 tahun, Anda memiliki gagasan tentang tentang seperti apa tubuh Anda terlihat. Ketika usia bertambah, yaitu sekitar usia 6 sampai 8 tahun, Anda sudah benar-benar memiliki gambaran, apakah tubuh Anda memenuhi standar atau ideal”

Para psikolog menyebut proses ini sebagai teori perbandingan sosial, ketika Anda belajar banyak hal dengan cara menonton orang lain. “Mekanisme yang sama yang memungkinkan Anda belajar berjalan dan berbicara, dengan membandingkan gerakan Anda dengan orang lain. Mekanisme ini juga memungkinkan Anda belajar hal lain tentang diri sendiri, termasuk bahasa tubuh,” kata Mary.

Ketidakpuasan citra tubuh cenderung hadir ketika anak peremuan berusia sekitar enam tahun. “Penelitian menunjukkan, pada usia 10, sekitar 80 persen anak perempuan sudah pernah melakukan diet untuk menurunkan berat badan,” ujar Mary mengungkapkan.

Perempuan barbie, Valeria Lukyanova (CNN Indonesia internet/ Dok. instagram/valerialukyanova)


Biasanya anak laki-laki lebih terlambat karena pubertas, tapi sekitar usia delapan anak laki-laki biasanya juga memiliki masalah dengan tubuh mereka. Lantas bagaimana ketidakpuasan citra tubuh bisa menjadi sebuah keyakinan ekstrem untuk mencapai bentuk ideal?

Mary mengatakan, itu adalah proses yang bertingkat. “Karena jelas tidak semua orang menjadi manusia Barbie,” katanya. “Anda terpapar oleh media, atau mungkin beberapa orang diejek atau orang tua pernah mengeluarkan komentar tertentu, beberapa orang lebih rentan terhadap tekanan tersebut.”

Setiap orang menginternalisasi faktor-faktor tersebut. Namun, beberapa orang menyerap pengaruh lebih besar dari yang lain. “Saya melihat orang dengan permintaan ekstrem sekitar lima sampai sepuluh kali selama karier saya,” kata Thomas Sterry, ahli bedah plastik di New York City.

Thomas mengatakan, dia akan menolak melakukan prosedur jika dia pikir itu melewati batas. Misalnya, ada seorang perempuan melakukan sedot lemak dengan dokter lain. Namun, dia datang ke Thomas karena merasa dokter sebelumnya tidak cukup banyak mengeluarkan lemaknya.

(win/win)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER