Jakarta, CNN Indonesia -- Dirilisnya temuan merek-merek pembalut yang mengandung klorin sangat meresahkan masyarakat, khususnya kaum perempuan. Berdasar penelitian yang dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyebut ada sembilan merek produk pembalut mengandung bahan berbahaya ini.
Temuan ini ternyata bukan hanya membuat masyarakat bingung, tapi juga pihak Kementerian Kesehatan dan produsen pembalut yang namanya disebutkan dalam daftar YLKI tersebut.
Para produsen yang namanya tersebut dalam daftar pun menyanggah 'temuan berbahaya' YLKI. Lewat pernyataan dan penjelasan yang ditulis lewat berbagai media komunikasi resmi, merek-merek tersebut menyanggah bahwa produknya berbahaya untuk digunakan masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Produsen Laurier, KAO grup mengungkapkan bahwa produknya aman digunakan. Semua produk yang mereka jual sudah diuji dan mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan RI.
"
Sesuai dengan Pedoman Perilaku Berbisnis Kao (Kao Business Conduct Guideline), PT Kao Indonesia berkomitmen kuat untuk menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi dengan standar keamanan tinggi baik bagi konsumen dan lingkungan," bunyi pernyataan dari KAO grup dari laman resminya Menstruasi.com.
Lewat laman ini pula, mereka menjelaskan bahwa proses pembuatan bahan baku seperti pulp dan tissue tidak menggunakan senyawa Klorin (Cl2) sehingga produk Laurier tidak mengandung gas Klorin (Cl2) atau ‘Chlorine free’, yang tidak akan menimbulkan Dioxin.
Senada dengan KAO grup, PT. Uni-Charm Indonesia juga segera memberi penjelasan seputar masalah pembalut berklorin. Seperti diketahui, perusahaan ini adalah produsen dari merek pembalut Charm yang juga termasuk dalam daftar.
"
Pembalut perusahaan kami, diproduksi melalui metode yang tidak menggunakan gas klorin," demikian pernyataan dari PT Uni-Charm dalam laman resminya.
Tak cuma itu, mereka juga mengklaim bahwa produksi pembalutnya sama sekali tidak menggunakan bahan pemutih. Produk pemutih memang digunakan dalam produksi pulp.
"
Namun kami melakukannya dengan metode tanpa menggunakan gas klorin. Selain itu, Pulp penyerap dalam produk terstruktur tidak bersentuhan langsung dengan kulit, sehingga tidak ada masalah pada keamanan kulit."
Pernyataan serupa juga dikeluarkan oleh produsen pembalut wanita lainnya yaitu Softex dan juga Kotex. Softex Indonesia dalam lamannya menjamin bahwa produk tersebut aman digunakan. Dasar keamanan yang dipakainya adalah berdasar pernyataan dari Kementerian Kesehatan RI tanggal 8 Juli 2015 yang menyatakan bahwa pembalut mengandung klorin masih aman digunakan.
Pernyataan dan jaminan keamanan penggunaan produk ini juga diungkapkan produsen Kotex lewat jejaring sosial Facebooknya. Lewat akunnya di Kotex Dunia Cewe, merek ini menjamin keamanannya.
"
Menkes sudah menjelaskan bahwa Kotex sudah sesuai SNI sehingga aman. Dan material yang sama juga digunakan untuk Kotex di seluruh dunia ngga perlu takut ya untuk pakai Kotex," tulis akun Kotex Dunia Cewe ketika menjawab pertanyaan dari salah satu akun yang mempertanyakan keamanan produk tersebut.
(chs/vga)