Obat Kejiwaan Kian Banyak Diberikan pada Remaja

Windratie | CNN Indonesia
Rabu, 15 Jul 2015 07:05 WIB
Kian banyak remaja dan orang dewasa muda yang menerima pengobatan antipsikotik.
Pengobatan psikotik tidak disetujui pemakaiannya untuk kondisi ADHD. (CNN Indonesia internet/ Helga Weber/Flickr)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kian banyak remaja dan orang dewasa muda yang menerima pengobatan antipsikotik, berdasarkan temuan baru yang dilakukan oleh para peneliti di Amerika Serikat.

Obat antipsikotik khususnya digunakan untuk mengobati attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Meskipun sebetulnya, pengobatan psikotik tidak disetujui pemakaiannya untuk kondisi ADHD.

Dikutip dari Reuters, di Amerika Serikat, persentase remaja yang menggunakan antipsikotik meningkat dari 1,10 persen pada 2006 menjadi 1,19 persen pada 2010. Sementara, penggunaan di kalangan orang dewasa muda, berusia 19 sampai 24 tahun, naik dari 0,69 persen menjadi 0,84 persen, berdasarkan laporan penelitian tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar 74 juta anak di bawah usia 18 juga menggunakan antipsikotik. “Kewaspadaan besar harus dilakukan dalam penggunaan antipsikotik, terutama untuk anak-anak,” kata peneliti, Mark Olfson, yang merupakan psikiater penelitian di Universitas Columbia, New York.

Olfson dan rekannya menganalisis data resep dari tahun 2006, 2008, dan 2010. Ada juga catatan dari tahun 2009 yang menggabungkan informasi farmasi dan klaim kesehatan. Catatan tertutup resep tersebut diisi oleh sekitar 60 persen seluruh apotek ritel di AS.

Secara keseluruhan pada 2010, sekitar 270 ribu resep antipsikotik diberikan pada anak-anak berusia lebih muda, 2,14 juta anak-anak, dan 2,80 juta anak remaja, dan 1,83 juta orang dewasa muda, kata temuan tersebut.

Obat antipsikotik di antaranya adalah Abilify (aripiprazole), Risperdal (risperidone), Seroquel (quetiapine), Zyprexa (olanzapine) dan lain-lain.

Untuk anak-anak muda, penggunaan antipsikotik menurun dari 2006 hingga 2010, kata para peneliti melaporkan dalam JAMA Psychiatry. Kemungkinan besar ini terjadi untuk mengekang penggunaan antipsikotik kalangan anak-anak muda karena kekhawatiran tentang efek sampingnya.

Efek samping yang ditimbulkan oleh antipsikotik antara lain, kenaikan berat badan, kolesterol tinggi dan ketidakpastian tentang efek jangka panjang obat pada sistem saraf berkembang, ujar Olfson.

Pada anak-anak 18 tahun dan di usia bawahnya, alasan paling umum pemberian antipsikotik adalah kondisi ADHD.

"Ini memprihatinkan. Sebab, bukti kemanjuran antipsikotik untuk mengobati sejumlah gangguan kesehatan perilaku dirasa kurang," kata Meredith Matone, peneliti di Rumah Sakit Anak Philadelphia.

Di AS, antipsikotik disetujui untuk pengobatan kondisi psikotik. Di antaranya, gangguan bipolar dan skizofrenia, serta untuk mengurangi agresi di kalangan pemuda dengan gangguan kognitif, kata Matone.

“Semakin banyak pemuda yang menerima obat-obatan ini untuk mengobati masalah perilaku, meskipun tidak ada masalah penyakit kejiwaan yang lebih parah,” katanya.

(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER