Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang gadis Inggris berusia 13 tahun, Charlotte Burns, akan mencetak sejarah sebagai anak-anak pertama yang menyelam di satu-satunya celah pemisah dua lempeng tektonik antara Amerika Utara dan Eropa di perairan Silfira di Thingvellir National Park.
Seperti dilansir
The Independent, batas ambang umur minimal untuk dapat menyelam di Thingvellir National Park yang tersohor dengan airnya yang sangat jernih adalah 18 tahun. Berbekal predikat sebagai pemegang sertifikat master Professional Association of Diving Instructors termuda di dunia, Burns melobi pemerintah Islandia untuk mendapatkan izin.
Setelah delapan bulan mengajukan permohonan, Burns akhirnya mengantongi izin tersebut. Burns pun berencana melakukan penyelaman pada akhir September. Dalam benaknya, Burns sudah menyusun rencana untuk berhenti di kedalaman 60,9 meter agar dapat menyentuhkan tangannya di satu-satunya celah pemisah Amerika Utara dan Eropa tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sangat bersemangat. Saya sudah mulai belajar mengenai lempeng tektonik sejak umur sebelas tahun dan sejak saat itu saya sudah terkesima dengannya," ujar Burns.
Dengan kekaguman yang sudah tertanam sejak kecil, hanya membayangkan proyek ini saja sudah membuat Burns bergidik.
"Sangat langka menemukan dua lempeng yang menyatu. Diberi kesempatan untuk menyelam di antara kedua lempeng tersebut di dalam air dan menyentuh kedua lempeng tersebut di saat bersamaan pasti sangat luar biasa. Airnya juga sangat biru karena bersumber dari gletser alami," ucap Burns.
Tak ada yang meragukan kemampuan Burns untuk memecahkan rekor penyelaman ini. Burns memang lahir dari keluarga penyelam. Abangnya, Will, juga pernah dinobatkan sebagai penyelam termuda pada usia 16 tahun sebelum akhirnya rekor tersebut dipecahkan oleh Burns.
Burns sendiri sudah menyelam tak lama setelah diizinkan pada usia sepuluh tahun dan sudah menaklukkan beberapa situs penyelaman terkenal di dunia, seperti Skotlandia, Siprus, dan California.
Berbicara mengenai kecintaannya terhadap dunia selam, Burns berkata, "Perasaan ini sangat luar biasa. Tidak ada kata-kata yang dapat mendeskripsikannya. Seperti menjadi seorang astronot dan Anda dapat berjalan di manapun, Anda juga bisa berenang di manapun."
Buah memang tak jatuh dari pohonnya. Keberanian dalam diri Burns ditanamkan sendiri oleh sang ayah.
"Ayahku adalah seorang komandan dan ia berkata bahwa hidup adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin pengalaman. Ia berkata, hidup itu seperti berada di kebun apel dan kamu memiliki sebuah keranjang dan setiap apelnya adalah pengalaman. Saat kamu mengumpulkan pengalaman di dalam keranjang dan kamu meninggalkan kebun itu dengan sekeranjang pengalaman untuk dikenang," tutur Burns.
(mer)