Jakarta, CNN Indonesia -- Pertanyaan ‘kapan kawin’ sering dilontarkan ketika acara silaturahmi keluarga saat Lebaran. Tak jarang pertanyaan tersebut membawa kekhawatiran besar bagi beberapa orang yang masih melajang. Psikolog dari Universitas Indonesia, Rose Mini, mengatakan, sebetulnya tidak salah juga seseorang menanyakan hal tersebut, apalagi jika dia adalah anggota keluarga yang dekat.
“Sebetulnya orang yang nanya enggak terlalu salah-salah juga,” kata psikolog yang akrab disapa Bunda Romi itu ketika berbincang dengan CNN Indonesia belum lama ini. Menurutnya, sebetulnya tergantung bagaimana mereka menjawab pertanyaan ‘mengusik’ itu. “Pandai-pandailah kita menjawab,” kata Rose Mini menyarankan.
“Kalau misalnya kita belum ketemu jodohnya, jawab saja dengan ‘ya Insya Allah doakan saja, semoga Allah memberikan jodoh untuk saya’. Sudah, jawabnya gampang saja!”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa lajang ada yang menganggap Lebaran sebagai hari yang menakutkan karena rentetan pertanyaan ‘kapan kawin?’ yang bakal dia hadapi. Rose Mini mengatakan, sebetulnya orang tersebut tidak perlu khawatir sedemikian besar, temui keluarga dengan perasaan ringan tanpa beban.
“Datangi Tante, Oma, Opa, Bude, Om, dan salami mereka. Kalau ditanya, 'Eh kamu kapan? Jawablah dengan, 'Doain saja! Yang penting sekarang lebaran dulu, nanti itu berikutnya',” kata Bunda Romi. Dengan demikian, pertanyaan tersebut tidak membuat dia merasa terbebani.
Terkadang, kita saja yang menganggap itu sebagai sesuatu yang sangat besar, kata Bunda Romi. “Kan enggak ada orang yang menodongkan senjata di kepalanya, harus kawin besok!”
Namun, menurut Rose Mini, pertanyaan ‘kapan kawin?’ juga penting untuk dipikirkan. Dia berkata, ada kalanya manusia sudah harus berpikir ke arah sana. “Kita harus usaha, bagaimana pergaulan harus menjadi luas, cari wawasan yang lebih luas. Kita tidak tahu, jika tidak ketemu jodoh di sini, kalau kita tambah lingkungan yang lain, barangkali di situ kita bisa ketemu jodoh.”
Sebaiknya, orang tersebut pandai menjaga diri dan membawa pertanyaan tersebut menjadi ringan. Rose Mini menyarankan, “Pada waktu kita menjadi seorang yang mau berkarier, tidak mau menikah dulu, jawab saja apa adanya, jangan ditutup-tutupi.
Kadang, menurut Bunda Romi, ada orang yang malu untuk mengatakan ‘saya memang belum mau menikah’. Ada perasaan tidak enak terhadap anggota keluarga yang lebih tua, misalnya bude, om, nenek, atau kakek. Namun, sebetulnya orang tersebut dapat jujur mengatakan kondisi yang dihadapi.
Rose Mini mencontohkan jawaban jujur yang dia maksud. ‘Ya ini masih banyak pekerjaan, makanya doakan saja supaya pekerjaan cepet beres.” Anda bisa mengatakan apa adanya, tanpa harus berbohong, kata Bunda Romi. Demikian juga halnya jika Anda belum menemukan jodoh, “jawab juga seperti itu, dan bawa pertanyaan tersebut menjadi ringan,” katanya.
“Nobody knows jodoh, kematian, pernikahan, dan sebagainya. Itu semua rahasia Allah. Cuman kan manusia memang wajib berusaha, nah usahanya sampai seberapa jauh?”
Menurut Rose Mini, kadang-kadang orang bertanya karena dilihat orang itu kok tidak berusaha, “sibuk-sibuk saja dengan dirinya atau kegiatannya”.
(win/mer)