Gadis Perancis 'Bebas' AIDS Setelah 12 Tahun Tak Minum Obat

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Rabu, 22 Jul 2015 11:34 WIB
Seorang remaja 18 tahun dari Perancis dengan infeksi AIDS bawaan berhasil mengontrol infeksi penyakitnya, bahkan tak lagi terdeteksi.
ilustrasi (REUTERS/Gleb Garanich)
Jakarta, CNN Indonesia -- AIDS adalah momok penyakit yang menakutkan bagi banyak orang. Yang lebih menakutkan lagi, penyakit ini diklaim belum ada obatnya. Namun ternyata kenyataannya, seorang remaja 18 tahun dari Perancis dengan infeksi AIDS bawaan berhasil mengontrol infeksi penyakitnya, bahkan tak lagi terdeteksi.

Hebatnya lagi, hal ini berhasil dilakukan meski dia tak menerima pengobatan selama 12 tahun. Mengutip Huffington Post, dokter yang menanganinya mengatakan bahwa ini adalah hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Remaja itu tinggal di daerah Paris dan identitasnya tidak diungkapkan. Ia diprediksi memiliki beberapa bentuk perlawanan alami untuk penyakit tersebut. Hanya saja, belum berhasil ditemukan. Kasus remaja Perancis ini menghidupkan harapan bahwa pengobatan sedari dini, pengobatan tepat dapat membatasi seberapa kuat virus ini beragresi dalam tubuh. Dan mungkin dalam kasus yang jarang, pengobatan mampu membuat orang bisa mengendalikannya tanpa obat seumur hidup.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa tahun lalu, dokter pun melaporkan kasus serupa. Seorang gadis dari Mississippi bertahan dari HIV selama 27 bulan tanpa pengobatan. Namun kemudian virus ini kembali lagi dan mengandaskan harapannya bahwa penyembuhan sejak dini mungkin menyembuhkannya.

"Ini adalah cerita yang menarik," kata Francoise Barre-Sinoussi, seorang ilmuwan di Institut Pasteur dan rekanan penemu HIV. "Kasus ini adalah bukti nyata tambahan dari manfaat memulai pengobatan sesegera mungkin."

Ibu yang terinfeksi HIV di Amerika mendapatkan obat-obatan selama kehamilan. Hal ini diyakini bisa memotong kemungkinan mereka akan menularkan virus kepada bayinya.

Namun ibu dari remaja Perancis ini saat hamil tidak mengontrol kehamilannya yang terinfeksi HIV.

Dokter memberi bayi perempuan ini obat HIV yaitu zidovudine atau AZT selama enam minggu. Ini merupakan standar perawatan pada waktu itu. Tes kemudian menunjukkan bahwa ia masih memiliki tingkat HIV yang tinggi dalam darah, dan dia pun diberi empat kombinasi obat yang lebih kuat.

Dia masih menjalani pengobatan sampai usia enam tahun. Hanya saja, dokter akhirnya kehilangan kontak dengannya. Saat kembali setahun kemudian, ibunya mengatakan kalau ia berhenti memberikan anaknya obat HIV. Ajaibnya, dokter tak menemukan HIV dalam darahnya, sehingga mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan pengobatan.

Di usianya yang ke-11 tahun, dokter melakukan uji yang sensitif akan HIV. Ada satu kenaikan kecil namun virusnya masih tetap ada di bawah ambang batas deteksi.

"Gadis ini tak sakit, tapi dia tetap terinfeksi tapi juga belum sembuh," kata Dr. Asier Saez-Cirion dari Pasteur Institute di Paris.


(chs/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER