Benarkah Makan Nasi Bisa Sebabkan Kanker?

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Jumat, 24 Jul 2015 12:01 WIB
"Belum makan kalau belum makan nasi," ungkapan ini pasti sering terdengar dari orang Indonesia. Hanya saja, hati-hatilah ketika Anda sangat suka makan nasi.
ilustrasi nasi (Getty Images/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- "Belum makan kalau belum makan nasi," ungkapan ini pasti sering terdengar dari orang-orang Indonesia. Mungkin Anda juga termasuk di dalamnya.

Hanya saja, hati-hatilah ketika Anda sangat suka makan nasi. Mengutip Telegraph, ilmuwan mengungkapkan nasi mengandung arsenik yang bersifat karsinogenik bagi tubuh. Penelitian ini dilakukan oleh ilmuwan dari Queen University di Belfast, Irlandia Utara.

Berdasar penelitian, orang-orang yang terlalu banyak mengonsumsi nasi berisiko tinggi untuk menghadapi bahaya dari arsenik. Kandungan arsenik dalam tubuh akan menyebabkan penyakit paru-paru dan kanker kandung kemih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Paparan tinggi arsenik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan termasuk masalah perkembangan, penyakit jantung, diabetes dan kerusakan sistem saraf. Namun yang paling berbahaya adalah kanker paru-paru dan juga kanker kandung kemih," ucap Andy Meharg, profesor tanaman dan ilmu tanah di Queen's Institute untuk Global Food Security.

Untuk mengatasi masalah ini, para ilmuwan memiliki solusi sederhana. Solusinya bisa dilakukan hanya dengan mengubah cara masaknya. Menurut studi, mereka memasak beras menjadi nasi dengan menggunakan coffee percolator atau cerek yang digunakan untuk menyeduh kopi. Dengan cara ini, arsenik dalam beras bisa menghilangkan senyawa tersebut sampai 85 persen.

"Ini adalah terobosan sebagai solusi mengurangi arsen anorganik dalam makanan," katanya.

"Dalam penelitian, kami pikirkan kembali metode memasak nasi untuk mengoptimalkan penghapusan arsen anorganik. Dan kami temukan bahwa dengan teknologi peresapan, di mana air rebusan terus melewati beras dalam aliran konstan, kita bisa memaksimalkan penghilangan kandungan arsenik."

Menurut European Food Standards Authority, beras mengandung arsenik 10 kali lebih tinggi dibanding makanan lain. Hal ini juga disebabkan karena padi adalah satu-satunya tanaman utama yang tumbuh dalam kondisi sawah 'banjir' (tergenang air). Hal ini akan menyebabkan tingginya kandungan arsenik anorganik yang biasanya terperangkap dalam di tanah kaya mineral. Arsenik yang 'tergenang' di air sawah ini akan terserap oleh tanaman.


(chs/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER