Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak hanya terjadi pada perempuan, menopause juga terjadi pada laki-laki. Dan laki-laki yang menderitanya disarankan untuk menerima pengobatan testosteron, berdasarkan sebuah penelitian yang menuai kontroversi.
Dalam sebuah makalah di
Journal of Ageing, para peneliti di Pusat Kesehatan Pria di London memperkirakan, sekitar 20 persen laki-laki di atas usia 50 memiliki kekurangan testosteron.
Dilansir dari Independent, laki-laki yang mengalami menopause mengalami beberapa gejala di antaranya,
hot flushes, keringat di malam hari, nyeri sendi, libido rendah, depresi, dan peningkatan lemak tubuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, para peneliti di pusat kesehatan memberikan testosteron kepada lebih dari 2000 laki-laki di atas usia 26 tahun.
Profesor Malcolm Carruthers, yang menjabat sebagai direktur medis pusat, mengatakan, “Penelitian ini membuktikan efektivitas (terapi ini), tapi yang terpenting adalah mendukung keamanan dari pengobatan testosteron, bahkan untuk periode yang panjang.”
Menopause laki-laki dijuluki sebagai andropause oleh beberapa orang.
Namun, ide menopause pada laki-laki diperdebatkan. Beberapa ahli percaya gejala-gejala tersebut disebabkan oleh stres yang disebabkan oleh krisis paruh baya, bukan karena perubahan alami tubuh.
Profesor Frederick Wu dari Universitas Machester membantah pendapat Profesor Carruther atas implikasi penelitian tersebut.
“Menurut pendapat saya, publikasi tersebut tidak hanya menyesatkan tetapi berpotensi bahaya.
Terutama ketika penulis mengatakan lebih banyak laki-laki yang harus diobati secara tidak tepat dengan testosteron,” ungkap Wu.
Profesor Jonathan Seckl dari Universitas Edinburgh memberikan pendapat yang netral.
Menurutnya, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan. “Hal ini menambah topik kompleks yang perlu dilakukan uji klinis lebih lanjut,” ucapnya.
(win/mer)