Hubungan Sosial Rendah Tingkatkan Risiko Bunuh Diri Wanita

Windratie | CNN Indonesia
Minggu, 02 Agu 2015 10:04 WIB
Bunuh diri adalah salah satu dari sepuluh penyebab utama kematian di kalangan perempuan, dan angka kejadiannya semakin tinggi.
Bunuh diri adalah salah satu dari sepuluh penyebab utama kematian di kalangan perempuan, dan angka kejadiannya semakin tinggi. (CNN Indoensia internet/ Helga Weber/Flickr)
Jakarta, CNN Indonesia -- Memiliki hubungan sosial yang tinggi dengan teman-teman, keluarga, dan kelompok-kelompok sosial dapat mencegah tindakan bunuh diri, menurut sebuah penelitian baru di Amerika Serikat.

Dilaporkan Reuters, para ilmuwan melakukan penelitian terhadap lebih dari 70 ribu perempuan yang diikuti selama hampir 20 tahun.

Menurut laporan, mereka yang paling terhubung dengan lingkungan sosial, 75 persen lebih kecil kemungkinannya meninggal akibat bunuh diri, dibandingkan peserta yang tidak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Ini adalah masalah yang penting,” kata Alexander Tsai dari Rumah Sakit Umum Massachusetts di Boston. “Bunuh diri adalah salah satu dari sepuluh penyebab utama kematian di kalangan perempuan, dan angka kejadiannya semakin tinggi.”

Tsai mengatakan, penyebab masyarakat bunuh diri cenderung difokuskan pada penyakit mental, tapi hal ini perlu lebih diperluas. “Satu pesan yang perlu kita cermati adalah ada banyak faktor potensial yang dapat menyebabkan orang bunuh diri,” ungkapnya.

Untuk penelitian baru ini, para peneliti memakai data dari sekitar 76,607 perawat di Amerika Serikat yang berusia 46-71 tahun pada 1992 yang diikuti sampai 2010, atau sampai mereka meninggal dunia.

Para perawat diberikan serangkaian pertanyaan untuk menentukan tingkat 'integrasi sosial' mereka.

Misalnya, berapa banyak teman mereka, seberapa sering mereka berbicara dengan teman-teman, apakah mereka menikah. Mereka juga ditanya tentang partisipasi mereka dalam kelompok agama dan sosial lainnya.

Berdasarkan jawaban mereka, peneliti memeringkatkan kadar keterhubungan sosial. Sekitar 43 persen perempuan dinilai memiliki kategori keterhubungan sosial tertinggi, sementara sekitar delapan persen perempuan masuk ke kelompok terendah.

Selama delapan belas tahun periode mereka diikuti, ada sekitar 43 kasus bunuh diri di antara para peserta.

Secara keseluruhan, perempuan dengan tingkat keterhubungan tertinggi dan kedua tertinggi, masing-masing sekitar 74 persen dan 77 persen lebih mungkin meninggal karena bunuh diri selama periode penelitian.

Ini dibandingkan kelompok dengan keterhubungan sosial terendah.

Menurut Tsai, para peneliti tersebut khawatir jika peserta yang memiliki hubungan sosial paling sedikit juga memiliki penyakit mental yang diduga meningkatkan risiko bunuh diri mereka. 

Tim peneliti juga memperhitungkan penyakit mental selama analisis mereka.

Dia mengatakan, depresi tidak umum terjadi di kalangan perempuan dalam studi secara keseluruhan.

Sebelumnya, Tsai dan rekannya juga pernah meneliti keterkaitan antara hubungan sosial dan bunuh diri di kalangan laki-laki, dan mereka menemukan hasil yang serupa.

Tsai menekankan bahwa integrasi sosial lebih dari sekedar hanya memiliki teman-teman dekat. “Berpartisipasi dalam hubungan sosial yang luas, bukan hanya teman dan kerabat, tapi juga organisasi keagamaan dan sosial akan baik untuk kesehatan Anda,” kata Tsai yang penelitian barunya ini dipublikasikan dalam Jurnal Psyciatry, edisi 29 Juli 2015.


(win/win)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER