Wanita '27 Dresses' Sesungguhnya, Bekerja Sebagai Bridesmaid

Merry Wahyuningsih | CNN Indonesia
Jumat, 31 Jul 2015 12:25 WIB
Kisah Katherine Heigl dalam film 27 Dresses ternyata benar-benar terjadi di dunia nyata. Hal ini dialami oleh Jen Glantz, seorang wanita asal New York, AS.
Jen Glantz, wanita yang bekerja sebagai pengiring pengantin profesional. (Dok. Twitter/@TThingsILearned)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kisah Katherine Heigl dalam film 27 Dresses ternyata benar-benar terjadi di dunia nyata. Hal ini dialami oleh Jen Glantz, seorang wanita asal New York, AS, yang bekerja sebagai bridesmaid atau pengiring pengantin profesional.

Jen Glantz (27) telah 30 kali menjadi pengiring pengantin dalam 365 hari terakhir. Ia melakukan semua tugas pengiring pengantin — yang biasanya merupakan teman dekat pengantin — tapi dengan mendapatkan upah yang cukup besar.

Dalam sekali kerja, ia bisa dibayar US$ 199 hingga lebih dari US$ 1000 (sekitar Rp 2,6 juta-Rp 13 juta) untuk jasanya, yang meliputi konsultasi perencanaan pernikahan, belanja gaun, hingga menari di pesta pernikahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Profesi unik tersebut ia jalani karena alasan yang cukup ironi: ia ingin bisa bergaul dengan lebih banyak wanita lajang.

Semua teman-temannya sudah menikah sehingga terjadi pergeseran prioritas. Mereka tak bisa lagi bebas jalan-jalan bersama Jen karena sudah sibuk dengan urusan rumah tangga, suami, dan anak.

“Mereka tidak lagi menelepon saya dengan rencana petualangan seperti wisata backpack ke Kosta Rika. Sebaliknya, mereka lebih tertarik menyimpan uang untuk hal-hal seperti hipotek atau tagihan penitipan bayi mereka,” ujar Jen Glantz, seperti dilansir dari laman Mail Online.

Karena itulah, Jen memutuskan untuk mencari teman yang lajang. Sayangnya, kebanyakan dari teman-teman baru tersebut juga tidak lajang untuk jangka waktu lama. Itulah sebabnya, ia memutuskan untuk menjadi seorang pengiring pengantin profesional.

Jen menyebut dirinya sebagai ‘pengiring pengantin abadi’, mengisi jadwal hariannya dengan bekerja sebagai copy writer dan blogger tentang pernikahan. Di sanalah ia menemukan ide menjadi seorang pengiring pengantin profesional.

“Tiba-tiba saya tersadar: Jika pernikahan akan menjadi seperti bagian besar dalam hidup saya, mengapa saya tidak dibayar untuk itu? Mengapa tidak menjadi pengiring pengantin profesional?”

Pada 27 Juni tahun lalu, ia pertama kali mengunggah daftar keahliannya sebagai pengiring pengantin profesional yang bisa disewa. Di dalamnya, dia menulis bisa memainkan peran sebagai ‘asisten pribadi’, ‘penjaga perdamaian’ atau ‘terapis’ pada hari pernikahan kliennya — yang merupakan orang asing.

Dia juga menawarkan jasa bagi mereka yang ingin diskusi prewedding, atau sekadar menjadi tempat curhat menghadapi ‘drama-drama’ calon pengantin sebelum pernikahan. Tapi tentu saja, ada harga untuk semua yang ia kerjakan.

Tak disangka, responsnya sangat baik. Dalam lima hari, ia menerima 459 email dan mulai bekerja dengan pengantin pertamanya, seorang wanita bernama Ashley asal Minneapolis, AS, yang tinggal dengan jarak bermil-mil darinya.

Setelah pekerjaan pertama tersebut, bisnisnya terus tumbuh. Ia pernah bekerja dengan calon pengantin asal Chicago, Texas, dan Australia.

Setelah setahun menjalani karier barunya, Jen mengaku senang. Tidak hanya dari kompensasi finansial, tetapi juga persahabatan baru yang dijalinnya dengan para klien yang pernah menyewanya.



(mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER