Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika terserang penyakit, kebanyakan orang Indonesia langsung mengonsumsi antibiotik. Namun, menurut Guru Besar Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rianto Setiabudi, tak semua penyakit harus diobati dengan antibiotik.
"Orang Indonesia menganggap antibiotik seperti dewa. Sakit sedikit, langsung antibiotik. Tidak semua penyakit diobati dengan antibiotik," ujar Rianto sesaat setelah memberikan sambutan dalam seminar Cegah Resistensi Antibiotik Demi Selamatkan Manusia di Jakarta, Rabu (5/8).
Rianto lantas menjabarkan jenis penyakit yang butuh dan tidak harus diobati dengan antibiotik. "Obat antibiotik itu untuk penyakit akibat infeksi, bukan virus," kata Rianto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA), Hari Paraton, menjabarkan lebih lanjut beberapa contoh penyakit memang harus diobati dengan antibiotik.
"Penyakit-penyakit akibat infeksi kuman dan bakteri, seperti tipes, disentri karena amuba itu diobati dengan antibiotik. Namun, kalau akibat virus, seperti batuk dan pilek tidak usah. Tumor juga bukan infeksi, ya tidak usah," papar Hari.
Penyakit akibat virus, lanjut Hari, cukup diatasi dengan parasetamol atau dibiarkan hingga sembuh. "Tidak usah antibiotik karena nanti malah terjadi proses inisiasi kuman yang resisten terhadap obat di dalam tubuh," ucap Hari.
Jika kuman resisten sudah berulah di dalam tubuh, kata Hari, berbagai penyakit akan menggerogoti tubuh, bahkan bisa berujung kematian.
(mer)