Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah desa yang letaknya di timur Perancis menjadi kediaman sebuah rumah kaca yang tak biasa. Petani di lokasi yang disebut Laronxe tersebut, yang jaraknya sekitar 100 kilometer dari Strasbourg, ditumbuhi tanaman dengan cara yang tak konvensional. Di sini, para petani dapat 'memerah' molekul langka yang dapat digunakan untuk obat-obatan, kosmetik, dan agrokimia.
Beberapa perusahaan besar, termasuk kelompok perusahaan bahan kimia Jerman BASF dan pembuat kosmetik Perancis, Chanel, telah bekerjasama dengan perusahaan Plant Advanced Technologies (PAT). Harapan di baliknya, untuk mengamankan akses istimewa terhadap biomolekul yang diekstrak melalui penggunaan teknik yang dipatenkan.
“Tugas kami adalah untuk mengembangkan platform tumbuhan yang akan menghasilkan biomolekul yang sangat langka pada skala industri,” kata Jean-Paul Fefre, salah seorang pendiri PAT, yang juga mantan kepala penelitian pada produsen obat Perancis, Sanofi, seperti dilansir dari laman Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan Perancis berusia sepuluh tahun ini melakukan percobaan terhadap sekitar seratus spesies tanaman setiap tahun. Tanaman tersebut tumbuh dengan menggunakan aeroponik, sistem pembudidayaan tanpa tanah yang memungkinkan akar berinteraksi dengan media apapun yang mengandung nutrisi yang memungkinkan tanaman tumbuh.
Dengan proses yang sama dengan vaksinasi, petani menyemprotkan cairan yang mengandung jejak bakteri, serangga, atau jamur yang menyerang tanaman, untuk mengaktifkan pertahanannya, sebelum menenggelamkan akar dalam pelarut yang mengekstrak molekul yang diinginkan. Operasi ini diulang beberapa kali dalam setahun.
“Tanaman tersebut menghasilkan molekul pertahanan alami,” kata Frederic Bourgaud, wakil presiden PAT. “Kami memastikan tanaman-tanaman tersebut menghasilkan (molekul pertahanan alami) sebanyak mungkin,” katanya.
PAT bukan satu-satunya perusahaan yang mencoba untuk mengambil bahan-bahan komersial menjanjikan dari tumbuhan. Beberapa perusahaan lain di ladang pertanian tersebut adalah Indena dari Italia, Pierre Fabre dan Naturex dari Perancis.
Chanel merupakan perusahaan pertama yang menandatangani perjanjian produksi dengan PAT. Pada tahun 2012, Chanel bekerjasama dengan PAT untuk memproduksi krim anti-penuaan baru yang terbuat dari edulis, tanaman asli Afrika Selatan, yang sekarang berada di pasaran.
(win/mer)