LAPORAN DARI CHINA

Kisah 'Horor' untuk Turis di Kota Shenzhen

Susetyo Dwi Prihadi | CNN Indonesia
Selasa, 18 Agu 2015 13:50 WIB
Beberapa tahun terakhir, banyak turis asal Indonesia yang berkunjung ke Shenzhen. Biasanya, kunjungan disatukan dengan paket wisata Hong Kong dan kota tersebut.
Pemandangan kota Shenzhen di malam hari (Xublake/WIkimedia Commons)
Shenzhen, CNN Indonesia -- Beberapa tahun terakhir, banyak turis asal Indonesia yang berkunjung ke Shenzhen, China. Biasanya, kunjungan disatukan dengan paket wisata Hong Kong dan kota tersebut. Walaupun jarak antara Hong Kong dengan Shenzhen hanya satu jam, namun perbedaan kultur kedua warga kota ini sangat berbeda.

Saat CNN Indonesia berkunjung ke kota Zona Ekonomi Bebas pertengahan minggu lalu, pemandu tim kami, A Hok -- begitu ia ingin disapa -- mewanti-wanti soal kultur budaya yang berbeda dengan Hong Kong.

Benar saja. Saat memasuki imigrasi di Shenzhen, turis atau pengunjung harus berlatih super sabar. Bagaimana tidak, kebanyakan warga di sana tak mentaati aturan dan tidak sabar, bahkan untuk mengantre saja mereka susah diatur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan di depan loket imigrasi yang seharusnya dilarang menggunakan ponsel dan memotret, tak jarang warga di sana mengabaikan dan masih memakai ponselnya di depan petugas imigrasi.

"Apabila sedang di tempat publik, diusahakan untuk tidak menggunakan kamar kecil. Bisa menahan hingga ke hotel atau kantor yang kita kunjungi, itu lebih baik," kata A Hok, memperingatkan.

Tadinya beberapa dari kami bertanya-tanya, sampai akhirnya dibuktikan sendiri oleh CNN Indonesia. Di kamar mandi publik, aroma tak sedap bahkan bisa tercium dari jarak beberapa meter, belum lagi yang mengagetkan di restoran junk food asal Amerika Serikat, seorang ibu membantu anaknya kencing di wastafel.

Ini belum lagi 'jebakan Batman' lainnya di toilet atau mendadak ibu menggendong anak yang kencing persis di depan halaman Seven-Eleven atau meludah di sembarangan tempat.

Karakter warga Shenzhen pun tak semuanya ramah. Seperti yang terjadi di pusat perbelanjaan Louhu. Penjual di sana terbiasa memasang tampang judes, dengan nada bicara yang tinggi cenderung seperti marah-marah.

Di Lowu Mall, misalnya, jangan sekali-kali menawar barang ke harga yang paling rendah, namun ketika disetujui Anda tak jadi membeli. Tak cuma disemprot oleh penjualnya, bisa-bisa Anda ditagih untuk membelinya.

Karena China terkenal sebagai penghasil produk serba ada, pastikan juga produk yang Anda beli itu tidak mengecewakan dan tetap berhati-hati untuk melakukan transaksi.



(tyo/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER