Animasi Bisa Jadi Jurus Jitu Tingkatkan Kesadaran Kesehatan

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Senin, 24 Agu 2015 18:03 WIB
Berbagai imbauan soal kesehatan yang dilakukan berbagai pihak nampaknya belum membuahkan hasil. Mungkinkah animasi bisa membantunya?
ilustrasi kadar gula darah (Thinkstock/MEHMETTAYLAN)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia sebagai negara kelima dengan angka kematian akibat diabetes tertinggi di dunia membutuhkan jurus jitu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit kadar gula darah tinggi itu. Pasalnya, diperkirakan 30 persen penderita diabetes di Indonesia belum sadar saat penyakit itu mulai menggerogoti tubuhnya.

Peningkatan kesadaran ini bisa dilakukan dengan banyak cara. Misalnya saja dengan menyampaikan lewat animasi, bahkan dengan membuat kompetisinya.

"Otak itu lebih cepat 80 persen menangkap pesan visual. Animasi adalah jalur yang cukup efektif karena semua penjelasan mengenai diabetes juga rasanya sangat sulit kalau disampaikan melalui film biasa."Wahyu Aditya, pakar animasi Indonesia
Menurut seorang ahli animasi Indonesia, Wahyu Aditya, metode ini cukup efektif diaplikasikan kepada masyarakat yang terkadang terlanjur malas mencari tahu lantaran rumitnya bahasa dunia kesehatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan animasi, orang dapat paham lebih mudah. Saya yang tidak mengerti apa-apa tentang kesehatan saja dengan menjadi juri jadi paham apa itu pankreas, insulin, dan segala macam," ujar Wahyu dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (24/8).

Hal tersebut, kata Wahyu, dapat terjadi karena otak manusia memang lebih memahami pesan yang diantar melalui medium gambar bergerak dan suara ketimbang tulisan.
"Otak itu lebih cepat 80 persen menangkap pesan visual. Animasi adalah jalur yang cukup efektif karena semua penjelasan mengenai diabetes juga rasanya sangat sulit kalau disampaikan melalui film biasa. Proses shooting pasti susah. Animasi lebih mudah," kata Wahyu.

Gambar animasi yang disuguhkan di layar kaca juga dirasa dapat menarik perhatian anak dengan efektif.

"Pencegahan kan harus dimulai sejak dini. Kalau anak kecil bisa tertarik, tentu akan sangat efektif, apalagi durasinya juga pendek, tidak sampai lima menit, tapi informasinya padat," ucap perwakilan Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Hanna Herawati.

(chs/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER