Susahnya Perkembangan Wisata Kapal Pesiar di Indonesia

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 26 Agu 2015 12:06 WIB
Setiap tahunnya, para pelancong Indonesia yang mengarungi lautan di berbagai negara menggunakan kapal pesiar meningkat.
Ilustrasi (REUTERS/Murad Sezer )
Jakarta, CNN Indonesia -- Setiap tahunnya, para pelancong Indonesia yang mengarungi lautan di berbagai negara menggunakan kapal pesiar meningkat, bahkan hingga 18.000 jiwa pada akhir tahun lalu.

Namun, pelayaran kapal pesiar di wilayah Indonesia sendiri belum begitu maju. Menurut Direktur Princess Cruises untuk Asia Tenggara, Farriek Tawfik, para warga Indonesia lebih memilih pelayaran yang memulai perjalanan dari luar negeri, seperti Alaska.

Farriek lantas menjabarkan bahwa memang ada beberapa hal yang menghambat berkembangnya wisata kapal pesiar di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Faktor utama adalah infrastruktur. Di Indonesia, baru sedikit daerah wisata yang memiliki pelabuhan," kata Farriek dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (25/8).

Farriek mengambil contoh Pulau Komodo yang hanya bisa diakses dengan kapal kecil. "Bayangkan kalau ada 2.700 penumpang kapal pesiar? Harus pakai berapa kapal kecil?" ucap Farriek.

Selain itu, tempat wisata di Indonesia juga belum memiliki fasilitas yang memadai, terutama dalam bidang jasa. "Toilet dan hotel bersih. Paling penting dan jarang diperhatikan adalah penerjemah bahasa. Setidaknya harus ada penerjemah Inggris dan Mandarin," ucap Farriek.

Jika semua masalah ini sudah berhasil ditangani, Farriek yakin Indonesia dapat menjadi destinasi utama pelayaran, bahkan mengalahkan kiblat dunia kapal pesiar dunia, Kepulauan Karibia.

"Karibia hanya punya tujuh ribu pulau. Indonesia punya 13 ribu. Iklim di Indonesia juga sangat ideal. Belum lagi lautannya yang sangat tenang," tuturnya.

Selain itu, budaya Indonesia juga memiliki daya tarik sendiri. "Orang bule itu sangat tertarik dengan kebudayaan Indonesia yang unik," kata Farriek.

Daya tarik budaya Indonesia di mata wisatawan asing ini juga diakui oleh Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya. Merujuk pada data Kementerian Pariwisata, sekitar 60 persen wisatawan mancanegara bertandang ke Indonesia karena terpikat dengan budaya.

"Budaya Indonesia memimpin. Tempat belanja juga banyak, tidak seperti di Karibia. Indonesia bisa lebih baik dari Karibia," kata Farriek.

(mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER