Jakarta, CNN Indonesia -- Proses pergantian kepemimpinan ini jadi yang paling ditunggu-tunggu oleh orang di penjuru dunia. Tak lain adalah, siapa yang akan menggantikan Tama?
Tama, kucing lucu yang dikenal sebagai kepala stasiun kereta di Kishi, Jepang, meninggal pada 22 Juni lalu. Tama tak hanya meninggalkan lubang kesedihan bagi orang-orang yang mencintainya di Jepang, tapi juga meninggalkan jaringan kereta api sepanjang 27 ribu kilometer.
Setelah menunggu selama 50 hari, masa berkabung menurut tradisi keyakinan agama Shinto di Jepang, sekarang sudah ada kucing baru yang bertanggung jawab sebagai kepala stasiun kereta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namanya, Nitama. Dia asisten kepala stasiun terdahulu, Tama. Nitama kini menggantikan posisi Tama. Dia mengalahkan beberapa kandidat kucing lain untuk menjabat sebagai stasiun kereta api Kishi di wilayah pedesaan Kinokawa, Distrik Wakayama.
Seperti diberitakan oleh laman CNN, pengumuman tersebut berasal dari pernyataan pribadi Presiden Kereta Api Listrik Wakayama, Mitsunobu Kojima. Kojima mengatakan, dia menahan diri untuk menunjuk pengganti Tama sementara dia terus berdoa untuk kucing kesayangan masyarakat Wakayama tersebut.
Memiliki prestasi seperti Tama adalah tuntutan tertinggi. Kepala stasiun kereta api Kishi terakhir itu telah menyelamatkan jalur kereta api yang hampir mati untuk kepentingan warga setempat. Untuk memastikan kesuksesannya, Nitama sudah lulus dari Sekolah Pelatihan Kepala Stasiun Kucing.
Sekolah ini memang bukan yang tersulit, tapi menurut perusahaan kereta api, kucing harus menunjukkan sikap tenang untuk bisa bekerja dengan orang-orang, dan harus mau memakai topi.
Menurut Hitofumi Ino, juru bicara perusahaan Ryobi Group yang mengontrol kereta api, Nitama tidak suka memakai topi. Meskipun mungkin dianggap sebagai pelanggaran untuk tidak memakai topi, Nitama memiliki reputasi sebagai seekor 'kucing cantik', jika dibandingkan dengan Tama.
Namun, bukan berarti Nitama dipromosikan hanya karena penampilannya yang cantik. Kucing betina berusia lima tahun itu menjabat sebagai kepala stasiun di Stasiun Kereta Api Idakiso, di sepanjang jalur yang sama, sebelum menjadi waktil kepala kepala stasiun di Kishi pada 2012.
“Alasan saya menunjuk Nitama sebagai penerus Tama adalah karena dia memiliki pengalaman diajari oleh Tama secara langsung,” kata Mitsunobu. “Tama sangat lembut, dia jarang marah, meskipun dia sangat tegas pada bawahannya, Nitama.”
Nitama lahir di Kota Okayama, yang jaraknya sekitar 250 kilometer dari Wakayama. Dia ditemukan di kolong mobil ketika cuaca sedang hujan, dan diadopsi oleh perusahaan Jalur Trem Listrik Okayama.
Setelah kepala stasiun yang menjanjikan ditunjuk, bukan berarti Tama dilupakan. Setelah pemakanan Tama pada 28 Juni lalu, yang dihadiri oleh sekitar 3000 pelayat, Presiden Perusahaan Rel Kereta di Wakayama, Kojima, dan eksekutif perusahaan kereta lain, pergi ke Sungai Kishi. Di tempat inilah Tama dilahirkan dan dibesarkan.
Di Sungai Kishi, para pejabat perusahaan kereta tersbeut mencari bahan-bahan untuk membangun sebuah monumen untuk mendiang Tama.
Monumen, yang menampilkan patung perunggu Tama tersebut, dibangun di samping sebuah kuil kucing. Letaknya di samping pohon, tempat di mana Tama biasa menyaksikan bunga sakura mekar, dan meliha kereta dan stasiun kereta Kishi.
(win/mer)